Saham Bank BUMN dan BBCA Kompak Melemah, Valuasi Dinilai Atraktif

Jakarta – Saham blue chip perbankan kompak lesu usai Sri Mulyani mundur dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan, yang kini dijabat oleh Purbaya Yudhi Sadewa.

Berdasarkan pantauan Infobanknews pada perdagangan Selasa, 9 September 2025, saham BBCA turun 2,27 persen ke harga 7.525 per saham. Saham bank pelat merah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI juga terkoreksi 2,45 persen ke 4.380 per saham.

Saham PT Bank Negara Indonesia (BBNI) anjlok 2,87 persen ke harga 4.060 per saham. Sementara itu, saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) melemah 2,05 persen ke 3.820 per saham.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengungkapkan, pelemahan saham-saham perbankan memang sudah terjadi sebelum reshuffle kabinet. Namun, pelemahan ini diperpanjang dengan sentimen mundurnya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.

“Kinerja saham perbankan mengalami depresiasi karena dipengaruhi dinamika reshuffle kabinet yang terjadi,” kata Nafan saat dihubungi Infobanknews, Selasa, 9 September 2025.

Baca juga: IHSG Diproyeksi Terkoreksi Imbas Reshuffle Kabinet, Cek Rekomendasi Saham Berikut

Menurut Nafan, dari sisi kinerja atau fundamental beberapa saham big caps BCA memang masih solid. Namun, ada juga bank BUMN yang kinerjanya di bawah ekspektasi dari pelaku investor itu sendiri.

Meski saham perbankan melemah, Nafan menilai kondisi ini justru membuat valuasinya menjadi lebih atraktif. Saham-saham tersebut masuk kategori undervalued atau memiliki nilai intrinsik lebih besar daripada harga pasar.

“Menurut hemat saya, penurunan daripada saham-saham perbankan akan membuat valuasinya menjadi lebih atraktif,” jelasnya.

Baca juga: Segini Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa yang Dilantik Jadi Menkeu Gantikan Sri Mulyani

Ia menambahkan, saham undervalued masih layak untuk dibeli atau dipertahankan, terutama bagi investor jangka panjang.

Selain dari valuasi yang murah, Nafan menyoroti potensi dividen yang semakin menarik. “Jadi bagi yang dividend hunter ini bagus. Ini merupakan opportunity untuk akumulasi beli saham perbankan saat ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan kinerja fundamental saham perbankan masih cukup solid dan menunjukkan ketahanan di tengah dinamika ekonomi dan politik.

“Dari sisi kinerja fundamental rata-rata saham perbankan masih solid dan resilien,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editor’s Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

30 mins ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

1 hour ago

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI, Bukti Peran Strategis dalam Stabilitas Ekonomi RI

Poin Penting Bank Mandiri raih 5 penghargaan BI 2025 atas kontribusi di makroprudensial, kebijakan moneter,… Read More

1 hour ago

Segini Kekayaan Menhut Raja Juli Antoni yang Diminta Mundur Anggota DPR

Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More

2 hours ago

DJP Tunjuk Roblox dan 4 Perusahaan Digital Jadi Pemungut PPN, Ini Rinciannya

Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More

2 hours ago

ASII Gairahkan Pasar Otomotif Nasional Lewat Astra Auto Fest 2025

Poin Penting ASII membuka Astra Auto Fest 2025 di BSD sebagai upaya mendorong pasar otomotif… Read More

2 hours ago