Solo – PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) menyetujui penambahan modal perseroan tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (private placement) sebesar Rp658 miliar dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan perseroan.
Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk, Iwan Setiawan Lukminto mengatakan, keputusan menyetujui private placement ini bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan dan likuiditas, sehingga mendukung target pertumbuhan penjualan hingga 12 persen dan pertumbuhan laba bersih hingga 15 persen di 2017.
“Penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu tersebut sesuai dengan program kerja manajemen PT Sri Rejeki Isman Tbk,” ujar Iwan dalam keterangannya, di Jakarta, Senin, 6 November 2017.
Melalui penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu ini, kata dia, perseroan akan mendapatkan dana tambahan untuk memperkuat struktur permodalan yang akhirnya akan mendukung usaha perseroan dan anak perusahaan.
Selain itu, melalui private placement ini, perseroan akan meningkatkan jumlah saham sebanyak 10 eprsen dari total modal yang ditempatkan dan disetor, atau sekitar 1,859 miliar lembar saham dengan harga minimum Saham Baru Perseroran sebesar Rp354 per lembar.
Adapun harga saham baru perseroan dalam private placement ini ditentukan berdasarkan rata-rata harga penutupan pada periode 22 Agustus sampai dengan 27 September 2017. Sehingga total dana yang akan diperoleh mencapai sekitar Rp658 miliar.
Menurutnya, laba bersih perusahaan hingga kuartal ketiga tahun ini meningkat sebesar 14 persen dari US$41,3 juta menjadi US$47,2 juta jika dibandingkan periode yang sama tahun kemarin. Sedangkan laba operasional perusahaan hingga kuartal ketiga tahun ini juga mengalami peningkatan sebesar 25 persen dari US$79,6 juta menjadi US$99,1 juta.
Dia mengungkapkan, bahwa peningkatan nilai penjualan perusahaan dipicu oleh peningkatan penjualan perusahaan untuk produk benang, kain dan garmen yang masing-masing mengalami peningkatan sebesar 9 persen, 26 persen, dan 20 persen hingga kuartal ketiga tahun ini.
“PT Sri Rejeki Isman Tbk memfokuskan penjualan pada produk-produk bernilai jual tinggi, sedangkan untuk sektor industri pemintalan lebih difokuskan kepada pemenuhan kebutuhan internal perusahaan untuk produksi pesanan kain dan garmen,” ucap Iwan.
Sementara kontribusi nilai penjualan produk kain dan garmen perusahaan hingga kuartal ketiga tahun ini memberikan kontribusi sebesar 52 persen dari total nilai penjualan, kontribusi ini meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sekitar 49 persen.
Di sisi lain, tambah dia, peningkatan profit margin dan angka EBITDA perusahaan hingga kuartal ketiga tahun ini dipicu oleh perbaikan efisiensi produksi perusahaan yang berkontribusi pada peningkatan margin produk.
“Belanja modal perusahaan hingga kuartal ketiga tahun ini mencapai US$22,8 juta, angka ini sudah sesuai dengan target perusahaan yang totalnya mencapai US$25 juta untuk 2017,” paparnya.
Kinerja positif perusahaan hingga saat ini telah berhasil mencatatkan dua rating internasional masing-masing dari Fitch dengan nilai BB-/Stable dan dari Moody’s dengan nilai B1/Positive. Sedangkan Fitch Indonesia memberikan rating A+/Stable untuk perusahaan. (*)
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More