Jakarta–Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah tajam hingga kemarin sore bersamaan dengan datangnya sentimen penguatan Dolar AS di Asia. Rupiah pada penutupan awal perdagangan pekan ini ditutup pada level Rp14.100an per US$.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta mengungkapkan, semakin dekatnya kenaikan Fed Fund rate (suku bunga AS) pada bulan ini, masih menjadi dampak dan telah memberikan kekhawatiran terhadap para investor.
“Faktor anjloknya harga minyak dan depresiasi Yuan menambah tekanan depresiasi terhadap Rupiah,” ujar Rangga dalam risetnya di Jakarta, Selasa, 15 Desember 2015.
Laju Rupiah, kata dia, pasar masih menunggu pengumuman dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai neraca perdagangan November 2015. Menurutnya, ekspor dan impor diperkirakan masih tumbuh negatif, namun impor bisa terkoreksi penurunannya.
“Ini melihat akselerasi belanja pemerintah di kuartal IV-2015, sehingga surplus diperkirakan turun ke US$700 juta,” tukas Rangga.
Lebih lanjut dia menambahkan, harga minyak yang menipis penurunannya, juga berpeluang mengurangi tekanan pelemahan Rupiah hari ini, meskipun secara umum ruang depresiasi masih tersedia dalam jangka pendek. (*) Rezkiana Nisaputra
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More
Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung… Read More
Jakarta – PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (Allianz Utama) mencatatkan pertumbuhan positif untuk Growth Written Premium atau GWP… Read More
Jakarta - PT PLN (Persero) memastikan keandalan pasokan listrik menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru… Read More
Jakarta– KB Bank mulai mencetak kinerja positif dengan perbaikan kualitas aset dan ekspansi portofolio kredit… Read More
View Comments
:)