News Update

Rupiah “Merana” 3 Sektor Kredit Diprediksi akan Melambat

Jakarta- Pelemahan nilai tukar rupiah yang berlangsung lama hingga menembus kisaran 16.000/US$ akan mempengaruhi sektor-sektor ekonomi domestik sehingga membuat kredit perbankan melambah atau bahkan ada yang berkontraksi.

Ekonom PT Bank Permata Josua Pardede kepada infobanknews menjelaskan setidaknya terdapat 3 segmen penyaluran kredit yang harus diwaspadai diantaranya kredit modal kerja, kredit investasi serta kredit valuta asing (valas).

Josua menjelaskan, industri manufaktur RI yang masih mengandalkan bahan baku impor menjadi tertekan akibat pelemahan rupiah dan akan mendorong peningkatan biaya impor yang selanjutnya akan mendorong biaya produksi.

“Potensi ekspansi bisnsi yang flat atau bahkan menurun sehingga akan menekan investasi yang kemudian akan menghambat laju dari kredit modal kerja maupun investasi di tahun 2020,” kata Josua di Jakarta, Senin 23 Maret 2020.

Josua menambahkan, kredit modal kerja bahkan sudah cukup mengalami perlambatan pada 2019 hingga hanya bertumbuh 2,55% pada Desember 2019, sementara pertumbuhan kredit investasi masih stabil di kisaran 13,18%.

Di sisi lain, dengan adanya perkiraan perlambatan impor karena penuruna investasi, kredit valas perbakan juga akan cenderung melambat bahkan berkontraksi, seiring dengan pertumbuhan kredit valas yang hanya -1,78% pada tahun 2019.

Josua menyebut kontraksi kredit valas karena kredit tersebut digunakan untuk melakukan pembayaran impor, sehingga penurunan impor akan menghambat pertumbuhan dari kredit valas itu sendiri.

“Dengan pelemahan Rupiah ini, sektor kredit yang baru mulai akan pulih pada tahun ini, diproyeksikan akan tertunda percepatannya dan kembali melambat seiring dengan pelemahan Rupiah dan juga sentimen Covid-19,” tukas Josua.

Sebagai informasi saja, pada perdagangan pagi hari ini (23/3) Kurs Rupiah berada di level Rp15.975/US$ posisi tersebut melemah bila dibandingkan pada penutupan perdagangan Jumat kemarin (20/3) yang masih berada di level Rp15.960/US$.

Sedangkan berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (23/3) kurs rupiah berada pada posisi Rp16.608/ US$ atau terlihat terus melemah dari posisi Rp16.273/US$ pada perdagangan Jumat kemarin (20/3).

Suheriadi

Recent Posts

BNI Sumbang Rp77 Triliun ke Penerimaan Negara dalam 5 Tahun

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More

58 mins ago

BI Gratiskan Biaya MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp500 Ribu, Ini Respons AstraPay

Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More

1 hour ago

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna di 2025, Begini Strateginya

Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More

2 hours ago

Askrindo Dukung Gerakan Anak Sehat Indonesia di Labuan Bajo

Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More

2 hours ago

Presiden Prabowo Dianugerahi Tanda Kehormatan Tertinggi El Sol del Perú, Ini Maknanya

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More

3 hours ago

RUPS PLN Rombak Pengurus, Berikut Direksi dan Komisaris Terbarunya

Jakarta – PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada Kamis (14/11).… Read More

4 hours ago