Jakarta – Pergerakan nilai tukar rupiah masih tertekan terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (30/11). Tekanan diprekirakan masih akan dirasakan, meski laju dollar AS di perdagangan Asia sudah mulai terkoreksi pergerakannya.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta mengatakan, tekanan permintaan dollar yang biasanya tinggi di akhir bulan, serta ketidakpastian atas demonstrasi pada Jumat mendatang diduga menjadi penyebab rupiah masih tertekan.
“Rupiah masih tertekan ketika dollar mulai lemah di Asia dan ketika IHSG serta SUN menjalani momentum penguatannya pasca pelemahan tajam,” ujar Rangga dalam risetnya, di Jakarta, Rabu, 30 November 2016.
Kendati demikian, kata dia, dalam jangka pendek penguatan rupiah diperkirakan akan muncul sesaat, berbarengan dengan kondisi laju dollar index yang mengalami pelemahan di perdagangan Asia yang juga mendorong rupiah untuk menguat.
Dollar index terus melemah hingga perdagangan semalam mengoreksi penguatan tajamnya yang dimulai dua minggu lalu. Namun demikian, laju rupiah hingga penutupan perdagangan kemarin belum menunjukkan pergerakan positif di zona hijaunya.
“Bahkan revisi naik pertumbuhan PDB serta naiknya consumer confidence index AS gagal mengembalikan penguatan dollar index,” ucap Rangga. (*)
Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More
Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More
Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More
Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More
Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More