Jakarta – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (21/1) diprediksi masih akan menguat terbatas akibat sentimen positif dari potensi keberlanjutan kesepakatan dagang AS dan Tiongkok fase kedua.
Meski begitu, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra kepada infobanknews menjelaskan bahwa pasar masih mewaspadai perkembangan ekonomi global yang di prediksi IMF masih akan melambat.
“Pelaku pasar harus mewaspadai sentimen negatif dari prediksi dari IMF mengenai pertumbuhan ekonomi global yang semakin melambat. IMF memangkas prediksi pertumbuhan global 2020 dari 3,4% menjadi 3,3% karena pelambatan pertumbuhan ekonomi di India dan emerging markets,” jelas Ariston di Jakarta, Selasa 21 Januari 2020.
Dengan begitu, Ariston memprediksi sentimen negatif ini bisa menahan penguatan rupiah vs dollar AS. Dan potensi pergerakan rupiah hari ini di kisaran Rp13.600/US$ hingga Rp13.700/US$.
Sebagai informasi, pada perdagangan pagi hari ini (21/1) Kurs Rupiah berada di level Rp13.630/US$ posisi tersebut menguat bila dibandingkan pada penutupan perdagangan kemarin (20/1) yang masih berada di level Rp13.640/US$. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More