Papan Kurs; Rupiah tertekan. (Foto: Erman)
Belum adanya sentimen positif terutama dari pemerintah untuk dapat mengangkat Rupiah ke level yang lebih aman. Rezkiana Nisaputra
Jakarta–Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) masih belum bisa bergerak dari zona merahnya. Kendati laju mata uang negara lain sudah menguat tipis terhadap Dolar AS, namun tampaknya sulit bagi Rupiah untuk bisa ikut menguat.
Menurut Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada, pelemahan Rupiah ini disebabkan masih adanya penguatan lanjutan dari Dolar AS yang juga sejalan dengan adanya kemungkinan The Fed untuk menaikkan suku bunganya di bulan September mendatang.
“Ada juga karena antisipasi terhadap kemungkinan akan melemahnya rilis data-data ekonomi di pekan depan membuat Rupiah kehilangan momentum akan terjadinya pembalikan arah,” ujar Reza di Jakarta, Senin, 3 Agustus 2015.
Lebih lanjut dia menambahkan, bahwa hingga kini belum adanya sentimen positif, terutama dari pemerintah untuk dapat mengangkat rupiah ke level yang aman. Menurutnya, hal tersebut akan memberikan dampak yang signifikan terhadap penguatan nilai tukar Rupiah pada dolar AS.
Sebelumnya, pergerakan Dolar AS membuat Rupiah sempat mengalami rebound tipis, akan tetapi kondisi ini tidak bertahan lama seiring dengan masih adanya imbas pertemuan The Fed yang memberikan angin segar pada laju dolar AS.
Dia menilai, pelemahan Rupiah yang saat ini masih terjadi, telah memberikan tren negatif, sehingga nilai tukar Rupiah pun masih berpotensi mengalami pelemahan lanjutan. Terlebih, tampaknya pelaku pasar juga masih menunggu pengumuman ekonomi nasional.
“Pelaku pasar wait and see, serta antisipasi rilis data-data ekonomi pekan depan yang kemungkinan di bawah eskpektasi,” tukas Reza.
Namun demikian, dirinya berharap agar pelaku pasar dapar tetap antisipasi serta dapat mencermati setiap sentimen yang dirilis. “Dalam satu hari ini laju Rupiah akan berada di level Rp13.505-13.470 per USD (kurs tengah BI),” tutup Reza. (*)
@rezki_saputra
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More