Moneter dan Fiskal

Rupiah Hari Ini Dibuka Melemah, Ini Pemicunya

Poin Penting

  • Rupiah melemah tipis ke Rp16.712 per dolar AS pada pembukaan Senin (17/11/2025), dipengaruhi penurunan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember 2025
  • Komentar pejabat The Fed yang meragukan perlunya penurunan suku bunga lanjutan serta ketidakpastian inflasi membuat pasar lebih berhati-hati
  • Data ekonomi AS masih penuh ketidakpastian akibat penutupan pemerintah sebelumnya, dengan indikator swasta menunjukkan pelemahan.

Jakarta – Nilai tukar rupiah melemah pada awal perdagangan hari ini, Senin (17/11/2025). Rupiah dibuka pada level Rp16.712 per dolar Amerika Serikat (AS), atau melemah 0,03 persen dibandingkan penutupan Jumat pekan lalu di Rp16.707 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro mengatakan, pasar menurunkan probabilitas penurunan suku bunga the Fed pada Desember 2025 menjadi di bawah 50 persen, turun dari hampir 65 persen di awal pekan.

“Pergeseran ini menyusul komentar dari beberapa pejabat (the Fed) yang menyatakan keraguan tentang perlunya penurunan suku bunga ketiga berturut-turut, dengan mempertimbangkan ketahanan ekonomi dan ketidakpastian inflasi yang masih ada,” kata Andry, Senin, 17 November 2025.

Baca juga: Bos BI Ramal Rupiah Berkisar Rp16.430 per Dolar AS di 2026

Meski begitu, investor juga akan memantau komunikasi dari the Fed, dengan beberapa pidato dan rilis risalah rapat FOMC terbaru yang diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang langkah kebijakan bank sentral selanjutnya.

Andry menambahkan, dengan berakhirnya penutupan pemerintah terlama dalam sejarah AS, lembaga statistik utama telah mengumumkan rencana untuk menerbitkan jadwal terbaru untuk rilis data ekonomi yang tertunda.

“Namun, ketidakpastian tetap ada karena beberapa laporan penting pada akhirnya dapat dibatalkan jika lembaga tersebut tidak dapat menyelesaikannya karena pengumpulan data yang terganggu,” ujarnya.

Selain itu, serangkaian indikator swasta dan regional akan memberikan beberapa wawasan tentang kondisi ekonomi AS. Penjualan rumah yang sudah ada diperkirakan tidak akan banyak berubah pada Oktober 2025.

Baca juga: Genius Act: Senjata Baru AS Menjaga Dominasi Dolar

Indeks Pasar Perumahan NAHB AS diperkirakan akan sedikit melemah, sementara Indeks Manufaktur New York Empire State kemungkinan akan semakin melemah.

Andry memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.690 dan Rp16.745 per dolar AS hari ini.

“Pandangan kami rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.690 dan Rp16.745 per dolar AS,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

47 mins ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

53 mins ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

2 hours ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

2 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

3 hours ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

4 hours ago