Ilustrasi uang rupiah. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Dalam perdagangan hari ini (18/11) nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat ditutup melemah di level Rp14.080/USD dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level Rp14.073/USD.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, pasar melihat apakah Washington dan Beijing dapat segera menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri perang perdagangan yang telah menjadi hambatan pada pertumbuhan ekonomi global.
“Optimisme samar untuk terobosan didukung oleh laporan pada hari Minggu dari kawat berita pemerintah China Xinhua, yang mengatakan kedua belah pihak melakukan “pembicaraan konstruktif” selama akhir pekan,” kata Ibrahim kepada Infobank di Jakarta, Senin 18 November 2019.
Tak hanya itu, faktor neraca perdagangan Indonesia juga cukup mempengaruhi nilai tukar dimana neraca dagang tercatat surplus pada Oktober. Namun menurutnya, surplus perdagangan ini tidak selamanya positif, dan masih terus dibayangi oleh risiko.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekspor Oktober 2019 terkontraksi atau turun 6,13% year-on-year (YoY) dan impor turun 16,39% YoY. Ini membuat neraca perdagangan surplus USD160 juta.
Sementara, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (18/11) kurs rupiah berada pada posisi Rp14.075/USD terlihat melemah dari posisi Rp14.069/USD pada perdagangan Jumat kemarin (15/11). (*)
Editor: Rezkiana Np
Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More