Rupiah Diproyeksi Menguat Dipicu Harapan Kesepakatan AS-China

Rupiah Diproyeksi Menguat Dipicu Harapan Kesepakatan AS-China

Jakarta – Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), didorong oleh harapan tercapainya kesepakatan antara AS dan China terkait tarif perdagangan.

“Rupiah diperkirakan akan kembali menguat terhadap dolar AS oleh harapan kesepakatan tarif antara China dan AS setelah Trump kembali menyinggung mengenai hal itu pada hari Minggu,” kata Analis Mata Uang Lukman Leong, Senin, 5 Mei 2025.

Lukman memperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp16.400-Rp16.500 per dolar AS hari ini.

“Rupiah akan berada di range Rp16.400-Rp16.500 per dolar AS hari ini,” imbuhnya.

Baca juga: Rupiah Berpeluang Menguat Jelang Akhir Pekan, Berikut Sentimen Penggeraknya

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, memproyeksikan rupiah akan berada di level Rp16.415–Rp16.565 per dolar AS pada hari ini.

Adapun berdasarkan data Bloomberg pukul 09.19 WIB, rupiah berada di level Rp16.406 per dolar AS atau menguat 0,19 persen.

“Rupiah terhadap dolar AS hari ini kemungkinan akan bergerak di kisaran Rp16.415-Rp16.565,” katanya.

Andry menjelaskan, pekan ini investor akan mencermati rapat kebijakan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed), di mana para pejabat diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di tengah ketidakpastian terkait perdagangan yang sedang berlangsung.

“Sejumlah laporan laba perusahaan juga akan dirilis, yang dapat memberikan arahan tambahan bagi pasar,” ujar Andry.

Baca juga: Rupiah Terus Tertekan, Sri Mulyani Beberkan Penyebabnya

Sementara itu, pasar obligasi AS telah memperhitungkan kekhawatiran bahwa kebijakan tarif dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. Hal ini akan meningkatkan tekanan terhadap The Fed untuk memangkas suku bunga.

“Pasar terus mengharapkan hampir empat kali pemangkasan suku bunga the Fed tahun ini,” tandasnya.

Andry juga menyebutkan bahwa sentimen pasar didorong oleh kabar bahwa China mempertimbangkan untuk memulai kembali pembicaraan perdagangan dengan AS.

“Pejabat Tiongkok menegaskan kembali bahwa AS harus menunjukkan ketulusan dan menghapus semua tarif sepihak, dengan menyatakan bahwa jika AS ingin berbicara, AS harus memperbaiki praktiknya yang salah dan membatalkan tarif sepihak,” ujarnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

Top News

News Update