Moneter dan Fiskal

Rupiah Diproyeksi Bergerak Fluktuatif, Ini Faktor Pemicunya

Jakarta – Rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif hari ini terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang disebabkan oleh sejumlah faktor dari eksternal maupun internal.

Pengamat Mata  Uang & Komoditas Ibrahim Assuaibi mengatakan, dari sisi eksternal Treasury AS dan dolar terpukul oleh kekhawatiran atas tingkat utang AS yang meningkat, sementara fokus juga tertuju pada RUU pemotongan pajak kontroversial yang didukung oleh Presiden Donald Trump, yang baru-baru ini mengalami kemajuan di Kongres.

Selain itu, Iran siap menolak usulan AS untuk mengakhiri sengketa nuklir yang telah berlangsung puluhan tahun.

Baca juga: IHSG Berpontesi Melemah Lagi, Ini Pemicunya

“Potensi kegagalan dalam perundingan AS-Iran juga dapat menjadi pertanda buruk bagi geopolitik di Timur Tengah, mengingat laporan pada Mei mengatakan Israel berencana untuk menyerang Iran jika perundingan dengan AS gagal,” ujar Ibrahim dalam keterangannya, Rabu, 4 Juni 2025.

Di Asia, data PMI Caixin menunjukkan kontraksi yang tak terduga di sektor manufaktur Tiongkok pada Mei 2025. Angka PMI tersebut semakin menggarisbawahi dampak perang dagang AS terhadap ekonomi.

Di domestik, Indonesia dilanda deflasi sebesar 0,37 persen pada Mei 2025 secara bulanan (month to month/mtm). Deflasi ini menjadi deflasi ketiga sepanjang tahun setelah Januari -0,76 persen dan Februari -0,48 persen. Deflasi ini menjadi alarm bahaya bagi ekonomi Indonesia.

“Deflasi berkepanjangan menandakan sebagian besar masyarakat menahan belanja. Hal ini membuat ekonomi ke depan lebih menantang. Artinya penduduk besar, tapi sebagian besar masyarakat tahan belanja. Konsumsi rumah tangga yang lambat artinya ekonomi ke depan lebih menantang,” jelasnya.

Baca juga: Harga Emas Antam Anjlok Rp16.000 Jadi Segini per Gramnya

Selanjutnya, kinerja neraca perdagangan Indonesia pada April 2025 masih mencatatkan surplus. Meski demikian, surplus tersebut semakin menipis. Sedangkan, surplus neraca perdagangan Indonesia pada April 2025 mencapai USD0,16 miliar atau USD160 juta.

Kinerja surplus ini tercatat menipis bila dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan surplus USD4,33 miliar.

Melihat sejumlah sentimen tersebut, Ibrahim memperkirakan rupiah hari ini akan berada di kisaran level Rp16.300 – Rp16.370 per dolar AS.

“Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.300 – Rp16.370,” pungkas Ibrahim. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Livin’ Fest 2025 Siap Digelar di Grand City Convex Surabaya, Catat Tanggalnya!

Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More

52 mins ago

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

15 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

15 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

16 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

17 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

18 hours ago