Jakarta – Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang didorong sentimen pasar oleh data indikator inflasi personal consumption expenditure (PCE) AS akan menunjukan penurunan.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menjelaskan bahwa ekpektasi tersebut berkebalikan dengan ekspektasi sebelumnya yang menyebutkan bahwa tingkat inflasi di AS akan lebih tinggi dari sebelumnya.
“Indeks dolar AS kembali dalam tekanan pagi ini sudah mendekati kisaran 106 karena pasar berekspektasi bahwa data indikator inflasi PCE AS bakal menunjukan penurunan,” ujar Ariston saat dihubungi Infobanknews, Jumat, 14 Februari 2025.
Baca juga: Rekor Baru! Harga Emas Antam Sekarang Tembus Segini per Gramnya
Di sisi lain, harga emas terus menunjukan kenaikan hingga mendekati level tertinggi di kisaran USD1.940 per troy ons. Hal itu bisa mengindikasikan kekhawatiran pasar terhadap kondisi ekonomi global saat ini yang dibayangi oleh isu perang dagang.
“Kekhawatiran ini bisa menahan penguatan rupiah hari ini. Perubahan sentimen di kebijakan ekonomi AS bisa mendorong pelemahan rupiah lagi,” ungkapnya.
Baca juga: OJK Dorong Perusahaan Kripto IPO di Bursa
Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan berada di kisaran Rp16.300 per dolar AS, dengan level resisten di level Rp16.380-Rp16.400.
“Rupiah mungkin akan terbantu menguat hari ini dengan sentimen tersebut. Potensi penguatan ke arah Rp16.300, dengan level resisten di kisaran Rp16.380-Rp16.400,” imbuhnya. (*)
Editor: Galih Pratama