Jakarta – Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar Amerika serikat (AS) yang megalami pelemahan pasca data sejumlah ekonomi AS dibawah kisaran proyeksi.
Analis Mata Uang Doo Financial Futures Lukman Leong menjelaskan dolar melemah usai data pekerjaan, klaim pengangguran, dan manufaktur AS yang lebih lemah dari perkiraan.
“Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang melemah setelah data pekerjaan AS klaim pengangguran dan manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan,” kata Lukman, Jumat, 21 Februari 2025.
Baca juga: QRIS Tap Meluncur 14 Maret 2025, Bayar Tinggal Tempel HP
Meski demikian, kekhawatiran pasar mengenai pengenaan tarif Presiden Donald Trump masih akan membatasi pergerakan rupiah.
“Namun kekhawatiran tarif masih akan membatasi penguatan (rupiah),” ujar Lukman.
Lukman memperkirakaan rupiah akan berada di kisaran Rp16.250-Rp16.350 per dolar AS hari ini.
“Rupiah akan berada di range Rp16.250-Rp16.350 per dolar AS hari ini,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan pasar saham AS atau Wall Street di tutup melemah, seiring investor mempertimbangkan arah suku bunga Federal Reserve dan usulan tarif terbaru Presiden Donald Trump.
Selain itu, pelemahan Wall Street juga dipengaruhi oleh kekhawatiran daya beli konsumen dan ketidakpastian ekonomi.
Baca juga: BI Borong SBN Rp32,46 Triliun per 17 Februari 2025
“Panduan penjualan Walmart yang lebih lemah dari perkiraan meningkatkan kekhawatiran tekanan pada dompet konsumen, terutama setelah data penjualan ritel AS menunjukkan pelemahan pada bulan Januari,” tambahnya.
Andry memprediksi hari ini nilai tukar rupiah akan berada di level Rp16.297 dan Rp16.392 per dolar AS.
“Rupiah terhadap dolar AS hari ini kemungkinan akan bergerak di kisaran Rp16.297 dan Rp16.392,” paparnya. (*)
Editor: Galih Pratama