Market Update

Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp16.663 per Dolar AS

Poin Penting

  • Rupiah menguat tipis ke Rp16.663 per dolar AS pada awal perdagangan, didorong keputusan The Fed memangkas suku bunga ke level terendah dalam tiga tahun, yakni 3,50 persen –3,75 persen.
  • Proyeksi ekonomi global dan AS menunjukkan The Fed berpotensi kembali memotong suku bunga 25 bps tahun depan.
  • Rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif pada rentang Rp16.670–Rp16.710 per dolar AS, dipengaruhi ketidakpastian perdagangan global akibat tarif tinggi AS.

Jakarta – Nilai tukar rupiah menguat pada awal perdagangan hari ini Jumat (12/12/2025). Rupiah dibuka pada level Rp16.663 per dolar Amerika Serikat (AS), atau menguat tipis 0,08 persen dibandingkan penutupan kemarin di Rp16.676 per dolar AS.

Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas Ibrahim Assuaibi mengatakan, Federal Reserve (The Fed) memutuskan memotong suku bunga menjadi 3,50 hingga 3,75 persen seperti yang sudah diperkirakan, yang merupakan level terendahnya dalam tiga tahun. 

Sementara itu, Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP) menunjukkan bahwa sebagian besar anggota mengisyaratkan bahwa suku bunga dana federal untuk tahun depan akan berada di sekitar 3,4 persen, yang menyiratkan bahwa pembuat kebijakan dapat memotong 25 bps tahun depan.

“Untuk jangka panjang setelah tahun 2028, pembuat kebijakan the Fed melihat suku bunga netral di sekitar 3 persen,” kata Ibrahim, Jumat 12 Desember 2025.

Baca juga: Dolar AS Tersungkur Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

Pada konferensi persnya, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa para pembuat kebijakan membutuhkan waktu untuk melihat bagaimana tiga pemotongan suku bunga Fed tahun ini berdampak pada perekonomian AS.

“Powell menambahkan bahwa para pejabat Fed akan mencermati data yang masuk menjelang pertemuan Fed berikutnya pada bulan Januari,” imbuhnya.

Dari domestik, Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5 persen menjadi 4,9 persen untuk keseluruhan tahun 2025. Demikian juga untuk 2026 dari 5,1 persen menjadi 5 persen.

Proyeksi itu lebih rendah dari target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebesar 5,2 persen di 2025 dan 5,4 persen pada 2026.

Baca juga: Bos BI Ramal Rupiah Berkisar Rp16.430 per Dolar AS di 2026

“Pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk 2025 dan 2026 dikarenakan tarif tinggi yang dikenakan AS. Hal itu menyebabkan ketidakpastian perdagangan yang diperkirakan akan membebani pertumbuhan,” jelasnya.

Ibrahim pun memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran level Rp16.670 hingga Rp16.710 per dolar AS hari ini.

“Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang  Rp16.670 hingga Rp16.710 per dolar AS hari ini,” imbuh Ibrahim. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Jalin dan AFTECH Perkuat Pertahanan Siber Lewat Pembentukan FDC

Poin Penting Jalin dan AFTECH resmi membentuk Fraud Detection Consortium (FDC) sebagai wadah kolaborasi industri… Read More

20 mins ago

Strategi BSI Perkuat Penetrasi Layanan Keuangan Syariah di Indonesia

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI terus memperkuat penetrasi layanan keuangan… Read More

54 mins ago

Pembiayaan Multiguna Bank Muamalat Tumbuh 41 Persen Jadi Rp618 Miliar di Oktober 2025

Poin Penting Outstanding pembiayaan Multiguna iB Hijrah mencapai Rp618 miliar per Oktober 2025, tumbuh 41… Read More

2 hours ago

Bank Mandiri Dukung Relaksasi bagi Debitur Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri siap mendukung kebijakan relaksasi kredit bagi debitur terdampak banjir dan longsor… Read More

2 hours ago

Kolaborasi AFTECH dan AMVESINDO Perkuat Kompetensi Profesional Teknologi Keuangan

Poin Penting AFTECH dan AMVESINDO meneken MoU untuk memperkuat kompetensi tenaga kerja di sektor fintech,… Read More

4 hours ago

IHSG Dibuka Menghijau pada Posisi 8.636

Poin Penting IHSG dibuka menguat 0,19 persen ke 8.636,54, dengan 270 saham naik, 109 turun,… Read More

4 hours ago