Moneter dan Fiskal

Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp16.620 per Dolar AS

Poin Penting

  • Rupiah menguat tipis ke level Rp16.620 per dolar AS pada awal perdagangan Jumat (31/10/2025), naik 0,09 persen dibanding penutupan sebelumnya.
  • The Fed memangkas suku bunga 25 bps dan mengakhiri kebijakan pengetatan kuantitatif, namun Powell enggan memberi sinyal pemangkasan lanjutan sehingga peluang penurunan suku bunga Desember turun jadi 68 persen.
  • AS dan Tiongkok capai kesepakatan dagang baru, termasuk penurunan tarif impor 10–47 persen dan janji Beijing membatasi ekspor fentanil, yang turut menenangkan pasar global.

Jakarta – Nilai tukar rupiah menguat pada awal perdagangan hari ini, Jumat (31/10/2025). Rupiah dibuka pada level Rp16.620 per dolar Amerika Serikat (AS), atau menguat 0,09 persen dibandingkan penutupan kemarin di Rp16.636 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro mengtakan, sesuai perkiraan, The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 bps dalam pertemuan di Oktober 2025 dan mengumumkan berakhirnya pengetatan kuantitatif.

“Namun, imbal hasil di seluruh kurva meningkat setelah keengganan Ketua The Fed, Jerome Powell untuk memberikan sinyal pemangkasan lebih lanjut membatasi pandangan bahwa The Fed akan terus memprioritaskan pelemahan pasar tenaga kerja daripada inflasi yang tinggi,” kata Andry, Jumat, 31 Oktober 2025.

Baca juga: Rupiah Diramal Bisa Tembus ke Level Rp16.800 per Dolar AS, Ini Pemicunya

Lebih lanjut, peluang tersirat pasar untuk pemangkasan suku bunga lainnya pada Desember turun tajam menjadi sekitar 68 persen dari sekitar 90 persen sebelum pertemuan FOMC Oktober ini.

“Investor sebagian besar mengantisipasi pemangkasan tambahan sebesar 25 bps pada bulan Desember, sejalan dengan proyeksi The Fed untuk bulan September,” tandasnya.

Selain itu, pertemuan antara Presiden Trump dan Xi Jinping diakhiri dengan penurunan tarif impor Tiongkok secara keseluruhan oleh AS sebesar 10 hingga 47 persen, sementara Beijing berjanji untuk membatasi ekspor fentanil dan meningkatkan pembelian kedelai AS. Hasil ini telah diantisipasi secara luas oleh pasar.

Baca juga: Purbaya Sebut Insentif Penarikan Dolar WNI dari Luar Negeri Masih Dikaji

Andry menyatakan, dolar AS menguat paling tinggi terhadap yen setelah Bank of Japan (BoJ) mempertahankan suku bunga acuan dan spekulasi berkembang bahwa bank sentral mungkin akan menahan diri dari langkah-langkah tambahan tahun ini.

“Pandangan kami rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.595 dan Rp16.670 per dolar hari ini,” pungkas Andry. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

14 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

15 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

16 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

17 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

1 day ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

1 day ago