Categories: Moneter dan Fiskal

Rupiah Berfluktuasi, Iklim Investasi Tidak Akan Maksimal

Kondisi Rupiah yang belakangan mengalami fluktuasi telah membuat iklim investasi tidak maksimal. Rezkiana Nisaputra

Jakarta–Komisi XI DPR-RI dan Pemerintah telah menyepakati sejumlah asumsi makro salah satunya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar yang disepakati Rp13.900 per USD. DPR meminta agar pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dapat menjaga Rupiah di level yang telah disepakati tersebut.

Pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Anggota Komisi XI DPR RI Nurdin Tampubolon, di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa, 22 September 2015. Menurutnya, meski DPR telah menyepakati asumsi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, namun pemerintah dan BI harus memastikan posisi Rupiah dapat stabil terhadap Dolar AS.

“Rupiah di level itu (Rp13.900 per USD) masih relevan dengan asumsi kondisi ekonomi kita ‎ke depan. Rupiah harus dijaga stabil,” ujar Nurdin.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, kondisi rupiah yang belakangan mengalami fluktuasi telah membuat iklim investasi tidak maksimal. Padahal, kata dia, saat ini Indonesia sangat membutuhkan dana asing yang besar untuk proyek pembangunan infrastruktur. Jika Rupiah berfluktuasi iklim investasi menjadi kurang stabil.

“Tidak seperti saat ini yang selalu berfluktuasi, iklim investasi menjadi kurang stabil. Dalam jangka pendek tentu kita butuh dana asing yang besar untuk pembangunan. Dengan nilai tukar yang stabil, kita bisa melakukan perencanaan pembangunan yang terukur,” tukasnya.

Di tempat yang sama Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo mengatakan, bahwa nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS yang diperkirakan berada pada kisaran Rp13.700-Rp13.900 per USD di 2016, merupakan hasil kesepakatan yang sudah dipertimbangkan dari berbagai faktor ekonomi yang mungkin terjadi di sepanjang 2016.

“Rupiah Rp13.700-Rp13.900 per USD merupakan angka yang bisa kita capai di 2016. Kami sudah melihat bagaimana sektor riil merespons, bagaimana reformasi struktural dilakukan. Jadi perhitungan-perhitungan itu yang harus dijaga agar bisa tercapai,” tutup Agus. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

IHSG Kembali Dibuka Menguat 0,28 Persen ke Posisi 8.633

Poin Penting IHSG dibuka menguat 0,28% ke level 8.633,34 dengan nilai transaksi Rp633,57 miliar. Phintraco… Read More

1 hour ago

Rupiah Menguat Tipis di Awal Perdagangan, Ini Faktor Pendorongnya

Poin Penting Rupiah dibuka menguat 0,02% ke level Rp16.746 per dolar AS seiring sentimen risk-on… Read More

1 hour ago

IHSG Berpotensi Melemah, Ini Katalis Penggeraknya

Poin Penting IHSG diprediksi variatif cenderung melemah, dengan support 8.443–8.521 dan resistance 8.696–8.776 menurut CGS.… Read More

2 hours ago

Membangun Zhenshen Indonesia

Oleh Cyrillus Harinowo, Komisaris Independen Bank Central Asia PAGI itu saya melakukan kunjungan ke Kawasan… Read More

3 hours ago

Bank Mandiri Segarkan Komisaris, Pertebal Pengawasan di Tengah Ekspansi

Poin Penting Bank Mandiri merombak jajaran Dewan Komisaris melalui RUPSLB 19 Desember 2025 dengan menunjuk… Read More

15 hours ago

Aliran Modal Asing Masuk RI Rp0,24 Triliun di Pekan Ketiga Desember 2025

Poin Penting Modal asing masuk Rp0,24 triliun ke Indonesia pada pekan ketiga Desember 2025, terutama… Read More

23 hours ago