Moneter dan Fiskal

Rupiah Ambruk, BPS Wanti-Wanti Inflasi Produk Impor

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak akan secara langsung memberikan dampak terhadap inflasi.

“Efek pelemahan rupiah ini bisa cepat, namun juga bisa melambat,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam rilis BPS, dikutip, Kamis 2 November 2023.

Dia menjelaskan, bahwa dampak dari pelemahan rupiah akan terlihat pada komoditas yang mengandung komponen impor, seperti hasil dari industri pengolahan atau inflasi harga perdagangan besar (HPB) dan terhadap inflasi inti.

Baca juga: Suku Bunga Naik Redam Inflasi? Ini Kata BPS

“Jadi, komoditas yang mengandung komponen impor adalah komoditas hasil industri pengolahan ini biasanya menggunakan indikator inflasi inti,” jelasnya.

Seperti diketahui, pada Oktober 2023 terjadi inflasi sebesar 0,17 persen dengan penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,64. Sedangkan, tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2023 terhadap Oktober 2022) tercatat 2,56 persen dan tingkat inflasi tahun kalender (Oktober 2023 terhadap Desember 2022) sebesar 1,80 persen.

Kemudian, pada komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,08 persen, dengan andil sebesar 0,05 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi komponen inti adalah emas perhiasan.

Sementara itu, Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) secara umum nasional mengalami peningkatan sebesar 0,22 persen secara bulanan (mtm) pada Oktober 2023.

Adapun, tingkat Indeks Harga Perdagangan Besar tahun ke tahun (Oktober 2023 terhadap Oktober 2022) sebesar 3,56 persen dan IHPB tahun kalender (Oktober 2023 terhadap Desember 2022) sebesar 2,50 persen.

Baca juga: Inflasi Oktober 2023 Diramal Naik jadi 0,39 Persen, Ekonom Ungkap Pemicunya

Kenaikan IHPB tertinggi terjadi pada sektor pertanian dan industri masing-masing sebesar 0,32 persen dan 0,21 persen mtm. Sedangkan terjadi penurunan pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar -0,86 persen.

“Andil sektor industri pada perubahan IHPB bulan ke bulan masih dominan, yaitu sebesar 0,17 persen. Sementara sektor pertanian dan pertambangan dan penggalian masing-masing menyumbvang andil sebesar 0,06 persen dan -0,01 persen,” imbuh Pudji. (*)

Irawati

Recent Posts

HUT ke-26, Bank Mandiri Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif untuk Siap Jadi Jawara Masa Depan

Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More

6 hours ago

KemenKopUKM Gandeng Surveyor Indonesia Verifikasi Status Usaha Simpan Pinjam Koperasi

Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More

7 hours ago

Bijak Manfaatkan Produk Keuangan, Ini Pesan OJK kepada Gen Z

Balikpapan - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica… Read More

7 hours ago

Jurus OJK Perluas Akses Keuangan yang Bertanggung Jawab dan Produktif di Balikpapan

Balikpapan – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin memperluas akses keuangan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan yang… Read More

8 hours ago

Rayakan HUT ke-26, Bank Mandiri Luncurkan 5 Fitur dan Layanan Digital Terbaru

Komisaris Bank Mandiri Chatib Basri dan Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi saat meresmikan peluncuran… Read More

8 hours ago

BEI Catat 5 Saham Berikut Jadi Pemberat IHSG Pekan Ini

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami penurunan sebesar sebesar 2,61 persen… Read More

9 hours ago