Lebih lanjut dia mengatakan, kondisi dollar index semakin anjlok di saat Trump meresmikan penarikan diri dari Trans-Pacific Partnership (TPP). “Mungkin ini pertanda bahwa Trump juga akan tidak menyukai dolar yang terlalu kuat,” ucapnya.
(Baca juga: Pemerintah Pantau Kebijakan Trump)
Di sisi lain, kata dia, penguatan rupiah yang terjadi juga dibarengi oleh turunnya yield SUN hingga Senin sore (23/1) meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih diwarnai oleh sentimen negatif.
“Ini mungkin berkaitan dengan prospek pertumbuhan yang mulai melambat akibat belanja pemerintah yang terhambat minimnya pendapatan serta dampak tularan dari kebijakan dagang AS terhadap Tiongkok, salah satu Negara tujuan ekspor utama Indonesia,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada Kamis (14/11).… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More
Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More
Jakarta — Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) mencatat, penggunaan QRIS di Jawa Tengah… Read More