Headline

Ruang Pembiayaan Bank Menipis, Pasar Modal Jadi Solusi

Jakarta – Sejauh ini, sektor perbankan masih menjadi andalan sebagai sumber pembiayaan dalam menggerakkan perekonomian nasional. Padahal, masih ada sumber-sumber pembiayaan selain perbankan yang dianggap mampu untuk membiayai proyek-proyek yang sifatnya berjangka panjang.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, di Jakarta, Selasa, 6 Desember 2016. Menurutnya, selain sektor perbankan, masih ada sumber-sumber pembiayaan lainnya yang berpotensi, misalnya saja pasar modal.

“Saya ingin singgung, suatu saat nanti mungkin akan muncul sumber pembiayaan lain. Traditionally kita masih bergantung pada bank, tapi kalau dilihat ruangnya semakin menipis apalagi NPL (kredit bermasalah) tinggi. Long much to room untuk beralih,” ujar Muliaman.

Oleh sebab itu, kata dia, pemerintah maupun regulator harus mulai berpikir untuk membangun alternatif financing (pembiayaan). Sektor pasar modal dianggap berpotensi untuk menjadi alternatif pembiayaan selain perbankan yang nantinya dana-dana yang bersumber dari pasar modal tersebut bisa digunakan untuk membiayai infrastruktur.

“Saya kira kita harus mulai berpikir bangun alternatif financing. Kita harus more market base financing. Yaitu pasar modal. Saya kira pasar modal bisa mobilisasi hampir Rp250 triliun apakah lewat right issue atau IPO (Initial Public Offering),” ucap Muliaman.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, fokus pemerintah untuk menggenjot proyek-proyek infrastruktur harus dibarengi dengan sumber pembiayaan yang besar. Maka dari itu, kata dia, dibutuhkan sumber pembiayaan lain diluar perbankan yang dianggap mampu untuk membiayai proyek infrastruktur yang sifatnya berjangka panjang.

“Saya kira nanti akan diperoleh dari alternatif pembiayaan ini (pasar modal) apalagi kalau kita fokus ke pembiayaan infrastruktur yang butuh jangka panjang yang harus dibiayai dengan pasar modal dan pembiayaan lain yang sudah lama tidak tersentuh optimal yaitu pensiun fund dan asuransi. Di banyak negara pensiun fund itu besar di Indonesia belum disentuh optimal,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

BCA Salurkan Kredit Sindikasi ke Jasa Marga, Dukung Pembangunan Jalan Tol Akses Patimban

Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More

40 mins ago

Genap Berusia 27 Tahun, Ini Sederet Pencapaian KSEI di Pasar Modal 2024

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More

48 mins ago

Tinjau PLTU Suralaya, Bahlil Pastikan Suplai Listrik Wilayah Jamali Aman Selama Nataru

Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More

1 hour ago

Per 20 Desember 2024, IASC Blokir 5.987 Rekening dan Selamatkan Dana Rp27,1 Miliar

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More

2 hours ago

KSEI Bidik Pertumbuhan 2 Juta Investor pada 2025

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More

2 hours ago

KSEI Masih Kaji Dampak Kenaikan PPN 12 Persen ke Pasar Modal RI

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More

4 hours ago