Perbankan

Rosan Ungkap Strategi Dorong Pertumbuhan Industri Keuangan Syariah RI

Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI terus didorong memperkuat sinergi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta industri perbankan lainnya dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Hal itu diungkapkan langsung oleh CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani dalam kegiatan Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025 di Jakarta.

Menurutnya, BSI juga dapat melakukan kerja sama dengan industri keuangan lainnya di bidang syariah seperti asuransi maupun pasar modal yang diharapkan dapat memberi dampak signifikan pada pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

“Tentunya kan sekarang dengan adanya Danantara ini seluruh BUMN yang ada di bawah Danantara ini itu harapannya tidak bekerja sendiri-sendiri. Nah kita harapkan ini bisa lebih bersinergi apakah nanti dari segi syariah inklusinya, dari segi mungkin distribusinya, dari segi kerjasama dari manusianya,” ucap Rosan.

Baca juga: SMF Inisiasi Skema Pembiayaan RTO, Anak Muda Tanpa Slip Gaji Bisa Punya Hunian

Rosan mengungkapkan, peluang pertumbuhan industri syariah masih cukup besar, di mana pangsa pasar perbankan syariah saat ini baru di kisaran 9 persen dari total industri perbankan nasional.

“Ternyata peran dari BSI ini ini sangat-sangat besar, very-very significant, karena kontribusinya 50 persen dari total perbankan yang ada,” imbuhnya.

Meski begitu, inklusi keuangan syariah terbilang rendah pada posisi 12,5 persen jika dibandingkan dengan inklusi keuangan konvensional yang telah mencapai 85 persen, sehingga diperlukan kegiatan-kegiatan yang mampu meningkatkan inklusi keuangan syariah, salah satunya GIFS 2025.

Baca juga: Tingkatkan Inklusi Keuangan Syariah, BSI Gelar Global Islamic Finance Summit 2025

Adapun, dari sisi struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini masih didominasi oleh konsumsi dalam negeri yang menberikan kontribusi sekitar 53-54 persen. Kemudian, diikuti investasi yang menyumbang sekitar 29 persen.

“Jadi kalau kita lihat struktur yang ini, kita ingin mendalami peran dari ekonomi syariah di Indonesia ini, sebetulnya terutama didominasi dari konsumsi, di investasi juga bisa, dua hal ini juga akan meningkatkan peran dari ekonomi syariah di Indonesia,” ujar Rosan. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

8 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

8 hours ago

Kawasan Komersial Ini Disebut Bakal Dongkrak Peluang Bisnis dan Investasi di Tangerang

Poin Penting Paramount Land menghadirkan Indica Grande sebagai kawasan komersial baru seluas 1,4 hektare untuk… Read More

11 hours ago

Tok! UMP DKI Jakarta 2026 Naik 6,17 Persen, Besarannya Jadi Segini

Poin Penting UMP DKI Jakarta 2026 resmi naik 6,17 persen menjadi Rp5.729.876, atau bertambah Rp333.115… Read More

12 hours ago

Antisipasi Lonjakan EV Periode Nataru, Dirut PLN Tinjau Langsung Kesiagaan SPKLU

Poin Penting PLN mengantisipasi lonjakan pemudik EV saat Nataru 2025/2026, dengan proyeksi pengguna mobil listrik… Read More

12 hours ago

Tindak Lanjuti Pernyataan Prabowo, Komisi VII Desak Aturan Penghapusan KUR

Poin Penting Komisi VII DPR RI mendesak pemerintah segera menerbitkan aturan turunan penghapusan KUR, menindaklanjuti… Read More

12 hours ago