Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sekaligus CEO Danantara Rosan Roeslani dalam International Conference Infrastructure 2025, Kamis (12/6). (Foto: Tangkapan layar)
Jakarta – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani menyatakan, salah satu tantangan terbesar bagi pemerintah adalah menciptakan lapangan pekerjaan.
Rosan berharap badan investasi yang dikelolanya, yakni Danantara, dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja di Tanah Air.
Sebab, menurutnya, angka kelahiran bayi di Indonesia mencapai sekitar 2 juta jiwa per tahun, sehingga dibutuhkan peluang kerja yang lebih besar untuk menampung angkatan kerja baru.
“Mudah-mudahan ini akan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan yang berkualitas tinggi bagi masyarakat Indonesia. Karena saya pikir salah satu tantangan terbesar bagi kita pemerintah adalah bagaimana dapat menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan,” ujar Rosan dalam International Conference Infrastructure 2025, Kamis, 12 Juni 2025.
Baca juga: Intip Kinerja Terbaru BSI yang Diisukan Bakal Dicaplok Danantara
Rosan menjelaskan, saat ini penerimaan negara melalui kekayaan negara yang dipisahkan (KND), dalam hal ini berupa dividen dari BUMN yang sebelumnya diserahkan kepada Kementerian Keuangan, kini telah dikelola oleh Danantara.
Dana tersebut diharapkan dapat dioptimalkan untuk investasi dalam negeri yang berdampak pada penciptaan lapangan kerja.
“Terima kasih kepada Ibu Sri Mulyani (Menteri Keuangan), sekarang kami dapat mengelola dividen kami sendiri,” ujarnya.
Sebagai informasi, berdasarkan survei Bank Indonesia, tingkat keyakinan masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja menunjukan penurunan ke zona pesimis, yakni di bawah 100.
Indeks ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) turun ke level 95,7, atau terendah sejak April 2022, saat berada di angka 95,9.
Penuruan itu tecermin pula dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang berada di angka 106,0 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 113,7.
Baca juga: Survei BI: Masyarakat Pesimistis terhadap Ketersediaan Lapangan Kerja di Mei 2025
Secara umum, persepsi responden terhadap lapangan kerja saat ini cenderung pesimis, khususnya dari kelompok pendidikan SMA (92,0) dan Akademi/Diploma (95,8).
Sementara itu, kelompok dengan pendidikan Sarjana (S1) masih menunjukkan optimisme dengan indeks 101,1, dan Pascasarjana (S2) sebesar 105,8.
Dari sisi usia, optimisme konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja tercatat meningkat pada kelompok usia 20-30 tahun, dengan indeks sebesar 103,1.
Namun, pada kelompok usia di atas 30 tahun, indeks justru menunjukkan pesimisme, yakni sebesar 94,6. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More
Poin Penting Bank Mandiri raih 5 penghargaan BI 2025 atas kontribusi di makroprudensial, kebijakan moneter,… Read More
Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More