Jakarta – Sebuah gedung putih dengan pintu besar dari besi berwarna abu-abu berada tepat di pinggir Jalan Surabaya nomor 66, Jakarta. Dari jauh kita bisa melihat ramainya lalu-lalang orang-orang memasuki gedung tersebut. Di samping pintu yang mengingatkan kita pada bunker, terdapat patung berwarna mencolok karya Uji Hahan Handoko yang jika diperhatikan secara seksama mirip dengan tokoh Mr. Potato dalam film animasi “Toy Story”.
Di dalam bangunan bernama Galeri ROH yang berada di bilangan Menteng ini rupanya sedang diadakan pameran seni bertajuk ROH Projects Projects dari seniman tanah air hingga mancanegara. Begitu masuk ke dalam galeri kita akan langsung disambut dengan instalasi rangkaian kumpulan seruling yang berbunyi otomatis.
Seruling-seruling ini akan membunyikan nada-nada setiap ada cuitan dengan hashtag #nation di Twitter. Instalasi ini merupakan wujud sikap penengah sang seniman dari perseteruan yang pernah terjadi antara Indonesia dan Malaysia mengenai hak milik lagu “Terang Bulan”. Memasuki area lainnya kita akan disambut dengan karya-karya lukisan yang menceritakan tentang batas kesadaran antara mimpi dan realita hingga jagat biologis makhluk hidup.
Ada salah satu sudut yang cukup menyita perhatian. Ketika seluruh bangunan galeri dicat berwarna putih, terdapat satu ruang berdinding hijau terang dengan tempelan lukisan-lukisan yang juga didominasi nuansa berwarna hijau. Sang seniman, Aditya Novali, mengatakan ia dengan sengaja memilih warna hijau sebagai simbol “green screen” dan kelekatan manusia dengan teknologi selama pandemi.
Sebuah ruangan lain dengan instalasi kabel-kabel dan benda elektronik yang bergerak naik-turun dan mengeluarkan suara seperti orang yang sedang bernapas juga menjadi sorotan pengunjung. Berada di ruangan setengah tertutup, rupanya instalasi tersebut menjadi simbol hilangnya kebebasan manusia menghirup udara bersih di masa pandemi.
Secara keseluruhan galeri ini menampilkan hasil karya seniman-seniman yang tetap produktif di masa pandemi. Dengan tema karya yang beragam, ROH Projects Projects berhasil memberikan kesan abstrak nan memukau untuk para pengunjung. Keterbatasan dan jarak selama hampir tiga tahun ini pun tak menyurutkan passion mereka dalam berkesenian. Justru, keadaan pandemi mampu mendorong mereka untuk memuntahkan segala imajinasi menjadi karya seni yang unik dan otentik. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra