Jakarta – PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) melaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerjasama dengan PT Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN), untuk memberikan fasilitas layanan perbankan dan pelatihan kewirausahaan bagi karyawan. Penandatangan dilakukan oleh oleh Direktur Utama PT RNI B. Didik Prasetyo bersama Direktur Utama BTPN Jerry Ng pada Selasa, 19 Desember 2017, di Gedung RNI, Jakarta.
Didik menyampaikan bahwa kerjasama ini dapat meningkatkan kemandirian karyawan khususnya karyawan yang sebentar lagi akan memasuki fase purnakarya. Menurutnya, meskipun telah pensiun, perusahaan memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan karyawan tetap memperoleh kesejahteraan dan mendapat penghidupan yang baik.
“Menjadi wirausahawan merupakan salah satu pilihan yang tepat dan bijak, karena selain bisa mendapatkan income juga memberi manfaat dengan menyerap teaga kerja,” ungkapnya.
Saat ini, karyawan kurang tersentuh program-program pelatihan yang bertujuan untuk pemberdayaan dan meningkatkan kemandirian di kemudian hari. Pelatihan kewirausahaan dan berbagai program layanan perbankan yang disiapkan BTPN diharapkan mampu menjadi solusi dan memberikan nilai tambahan bagi karyawan RNI.
Untuk itu, RNI sangat mendukung berbagai program yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Pihaknya merangkul BTPN sebagai pelaku perbankan yang fokus pada pemberdayaan dan kewirausahaan agar kedepannya para karyawan dapat mandiri khususnya ketika telah pensiun nanti.
“Selain itu, hal ini juga dalam rangka mendukung program Pemerintah mencetak wirausahawan-wirausahawan baru,” ungkapnya.
Guna memastikan program pemberdayaan berjalan dengan baik dan bersifat berkelanjutan, kerjasama ini juga menyentuh pada pemberian fasilitas layanan perbankan seperti layanan simpan pinjam, kredit multiguna, kredit bagi karyawan aktif, kredit pensiun, deposito, serta produk investasi.
Seperti diketahui, saat ini pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM tengah menggulirkan program kewirausahaan nasional bertajuk “Wirausaha Pemula”. Melalui program yang bertujuan mendorong masyarakat menjadi wirausahawan ini ditargetkan lahir sekitar 10.000 wirausaha pemula.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ratio wirausaha Indonesia tahun 2016 sudah naik menjadi 3,1 persen dari rasio tahun 2013/2014 lalu yang masih berada di angka 1,67 persen.
Dengan jumlah penduduk 252 juta jiwa, jumlah wirausaha non pertanian yang menetap mencapai 7,8 juta orang atau sebanyak 3,1 persen. Dengan demikian tingkat kewirausahaan Indonesia telah melampaui 2 persen dari populasi penduduk, sebagai syarat minimal suatu masyarakat akan sejahtera.
Akan tetapi, rasio wirausaha sebesar 3,1 persen itu masih lebih rendah dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia dengan capaian rasio 5 persen, China 10 persen, Singapura 7 persen, Jepang 11 persen maupun AS 12 persen.(*)
Jakarta – Pemerintah menetapkan target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp300 triliun untuk 2025. Hal ini ditetapkan dengan… Read More
Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Komisaris PT PLN (Persero), Aminuddin… Read More
Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Banten (Perseroda) Tbk atau Bank Banten optimistis menutup 2024… Read More
Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengangkat Yon Arsal sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua… Read More
Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA)… Read More
Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan dua nama baru sebagai tersangka dalam pengembangan… Read More