News Update

Riswinandi Usul Biro Kredit Untuk Industri Fintech

Jakarta – Calon Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK-OJK) Riswinandi mengusulkan adanya perusahaan biro kredit untuk industri Fintech. Hal ini bertujuan agar penyaluran kredit yang dilakukan perusahaan fintech tetap terjaga kualitasnya dan terhindar dari tingginya risiko kredit bermasalah.

Pernyataan Riswinandi tersebut terkemuka dalam uji kepatutan dan kelayakan (Fit and Proper Test) yang dilakukan Komisi XI DPR-RI, di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin, 5 Juni 2017. Menurutnya, jika dirinya terpilih menjadi Wakil Ketua DK OJK, pihaknya akan berhati-hati dalam mengawasi industri Fintech tersebut.

“Fintech beri pertumbuhan yang baik bagi industri jasa keuangan tapi kita perlu hati-hati. Karena dengan fintech, mereka bisa saling berhubungan dengan nasabahnya yang diharapkan bagaimana nanti kita bisa tegas katakanlah bagaimana penyaluran kreditnya. Biro kredit sepertinya membantu dia bisa memberikan skoring, kualitas kredit nasabah,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, nantinya biro kredit tersebut akan berada dibawah pengawasan atau supervisi OJK. Mulai dari laporan, pemilihan pimpinan, akan menjadi objek pemeriksaan OJK.

“Untuk mendapatkan data nasabah, saat ini masih di Bank Indonesia tapi sesuai dengan kesepakatan nanti data itu dibawah OJK. Harusnya memang tahun ini pindah dari BI ke OJK, karena data yang dibangun ini platformnya sudah selesai sudah diujicoba untuk industri akses,” tambah dia.

Diketahui, untuk mendukung pengembangan fintech, OJK telah menerbitkan POJK No. 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Langsung Berbasis Teknologi Informasi (LMPUBTI) atau Peer-to-Peer Lending. Sementara ketentuan lainnya antara lain tentang crowdfunding, digital banking sedang dalam proses pembahasan.

Saat ini pertumbuhan industri fintech peer-to-peer lending tumbuh pesat. Catatan asosiasi fintech (Aftech) lndonesia sedikitnya terdapat 157 perusahaan rintisan fintech yang saat ini beroperasi aktif di Indonesia, dengan nilai transaksi mencapai US$18,64 miliar, di mana 25 persennya bergerak di sektor pembiayaan.

“Kami sambut baik Fintech tapi tentu kehati-hatian dan perlindungan nasabah tetap menjadi perhatian utama,” tutup Riswinandi. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Banggar Beberkan Solusi Strategis Antisipasi Risiko Kenaikan PPN 12 Persen

Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah melakukan mitigasi risiko… Read More

8 mins ago

Libur Natal, 1,1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek

Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatat sebanyak 1.170.098 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada… Read More

19 mins ago

Komunitas Otomotif Apresiasi Satgas Nataru Pertamina Tekan Angka Kecelakaan

Jakarta – Sejumlah komunitas otomotif mengapresiasi kinerja Satgas Nataru Pertamina dalam menjaga ketersedian pasokan bahan… Read More

16 hours ago

LPEI Dorong Komoditas Gula Aren Pandeglang Mendunia, Begini Upaya yang Dilakukan

Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terus mendorong ekspor gula aren Indonesia yang semakin… Read More

16 hours ago

Mejeng di Big Bang Festival, Karcher Unjuk Teknologi Pembersih Canggih

Jakarta - Karcher Indonesia menghadirkan solusi kebersihan rumah tangga dalam ajang Big Bang Festival 2024,… Read More

18 hours ago

Dorong Literasi Keuangan, Bank Mandiri Kenalkan Produk Perbankan ke 93.000 Pelajar

Jakarta - Bank Mandiri terus berkomitmen untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat sesuai program yang dicanangkan… Read More

20 hours ago