Perbankan

Risiko Siber Meningkat, Muliaman Hadad: Bank Harus Siap dan Punya Daya Tahan

Jakarta – Digitalisasi di dunia bisnis terus terjadi dan pada saat yang sama terus diiringi dengan risiko serangan siber (cyberattacks).

“Serangan cyber bersifat konstan dan terus menerus, makin hari akan makin canggih dan akan sangat menganggu. Tidak main-main dan menyangkut siapapun. Dan yang lebih menjadi sasaran adalah perbankan. Tidak pandang dulu dan size, baik itu bank besar maupun bank kecil, sama saja risiko yang dihadapi. Makanya bank harus siap dan punya daya tahan,” ujar Muliaman D Hadad, Guru Besar Universitas Diponegoro pada acara Executive Lecture yang diadakan Infobank dan MRI bertajuk Crime and Risk Prevention in Financial Sector, di Jakarta, 20 Juni 2023.

Baca juga: LPS Matangkan Program Penjaminan Polis di 2028

Berbagai data statistik menyebutkan bahwa serangan siber terus meningkat dari tahun ke tahun. Dan Cybersecurity Venture yang menyebutkan nilai kerusakan serangan siber dunia bisa mencapai US$10,5 triliun pada tahun 2025.

Muliaman yang baru saja menyelesaikan tugas sebagai duta besar Indonesia untuk Swiss ini mengutip riset Accenture 2022 yang mengatakan bahwa 80% eksekutif perbankan dunia yang menempatkan serangan siber menjadi tantangan terbesar yang harus dihadapi.

Baca juga: Kredit Korporasi Diprediksi Masih Tumbuh Positif

“Apalagi cyberattacks ini bisa menimbulkan kerugian financial, risiko reputasi, maupun hukum dan ketentuan. Oleh sebab itu setiap bank harus men-develop strategy di bidang cybersecurity, risk management approach, dan sisten teknologi yang bagus. Tidak mungkin kita punya sistem yang bagus kalo infrastruktur tidak dibangun,” jelasnya.

Muliaman menambahkan bahwa cybersecurity harus menjadi priority oleh top management. “Leadership dibutuhkan untuk men-support ukuran cybersecurity yang memadai, kebijakan, guidelines, dan training untuk staf, hingga menciptakan kultur yang kuat dalam hal cybersecurity,” ujar Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan periode 2012-2017 yang saat ini menjadi Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia ini. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

5 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

6 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

6 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

1 day ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

1 day ago