Nasional

Riset Continuum: 92,1 Persen Warganet Tak Setuju Kendaraan Listrik Atasi Polusi Udara di Jakarta

Jakarta –  Pemerintah terus mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan kendaraan listrik. Ini sebagai upaya untuk mengatasi polusi udara di Jakarta. Sayangnya, upaya tersebut banyak direspons negatif oleh warganet.

Berdasarkan riset Continuum, melalui data perbincangan media sosial yang dikumpulkan selama periode 31 Juli – 20 Agustus 2023, tercatat ada 44.268 perbincangan tentang isu polusi udara di Jakarta.

Dari data tersebut, ada sebanyak 92,1 persen publik tidak setuju dengan solusi penggunaan kendaraan listrik dalam mengatasi polusi udara di Jakarta.

Baca juga: Prospek Mobil Listrik vs Mobil BBM, Siapa yang Bakal Berjaya?

Publik menilai bahwa, upaya pemerintah mendorong penggunaan kendaraan konvensional ke listrik, justru akan membuat produksi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara makin meningkat. Terutama dalam memenuhi kebutuhan listrik di Jakarta.

“Ada 70,8% publik menilai, kalau ganti kendaraan listrik, asap PLTU makin ngepul,” ungkap Maisie Sagita, Data Analyst Continuum INDEF dalam diskusi publik INDEF, Selasa, 22 Agustus 2023.

Kemudian, sebanyak 12,5 persen publik menganggap pergantian mobil listrik tak memberikan efek atau dampak positif terhadap kualitas udara di Jakarta. Mereka menilai, kendaraan listrik sama halnya dengan kendaraan konvensional.  

“Jadi sebenarnya sama aja kalau kita pakai mobil BBM, emisinya dari mobil yang kita gunakan sehari-hari. Tapi kalau mobil listrik, mungkin untuk operasional sehari-hari tidak menghasilkan emisi, tapi untuk memproduksi listriknya itu (PLTU) menghasilkan emisi. Itu yang diresahkan masyarakat,” kata Maisie.

Bahkan, ada 8,8 persen publik justru menganggap bahwa upaya pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik hanya bertujuan jualan mobil listrik semata.

Baca juga: PLTU Perburuk Kualitas Udara di Jabodetabek? Begini Kata Pengamat

“Publik justru mempertanyakan kenapa pemerintah terkesan jualan mobil listrik terus, padahal pergantian mobil listrik tak ada efeknya jika PLTU tetap gunakan batubara yang hasilkan polutan,” ungkap Maisie.

Seperti diketahui, saat ini ada 3 PLTU yang beroperasi di wilayah Jabodetabek, yakni PLTU Suralaya, PLTU Banten dan PLTU Lontar. 

Pembuangan emisi karbon PLTU ini dinilai sebagai salah satu biang kerok polusi udara di Jakarta makin memburuk. (*)

Galih Pratama

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

48 mins ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

59 mins ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

3 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

3 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

4 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

5 hours ago