Jakarta – Pelemahan harga CPO di prediksi berpotensi kembali berlanjut pada hari ini, setelah kemarin ditutup turun untuk dua sesi beruntun dibalik menguatnya mata uang ringgit dan turunnya jumlah permintaan.
Research Staff & Market Analyst Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan, harga CPO untuk kontrak bulan April di Bursa Malaysia Derivatives Exchange kemarin berakhir melemah 1,2% di level 2,487 ringgit per ton setelah sebelumnya sempat jatuh ke level terendah sejak 26 Desember di 2.471 ringgit per ton.
Trader di Kuala Lumpur mengatakan bahwa harga CPO turun karena lesunya permintaan,
yang menyebabkan cadangan tetap tinggi. Selain itu ringgit yang kuat juga berdampak terhadap permintaan, membuat CPO tidak berada di level yang kompetitif.
“Penguatan ringgit, mata uang yang digunakan dalam perdagangan minyak sawit, akan membuat harga minyak nabati terebut lebih mahal untuk pemilik mata uang lainnya. Ringgit pada pukul 11:35 WIB terpantau menguat 0,1% di level 3.9585 per dolar AS,” kata Faisyal di Jakarta, Kamis, 18 Januari 2018.
Seperti diketahui, cadangan minyak sawit di Malaysia naik ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun di 2.7 juta ton pada akhir Desember, atau naik 7% pada tingkat bulanan karena permintaan yang masih lemah.
Sementara data dari perusahaan kargo menunjukkan bahwa jumlah ekspor Malaysia turun pada pertengahan bulan Januari dari bulan sebelumnya.
Intertek Testing Services melaporkan penurunan 7,4%, sementara itu Generale de Surveillance menunjukkan penurunan 2,8%.
Faktor negatif lainnya yang dapat membebani harga minyak sawit adalah adanya kekhawatiran di pasar menjelang voting pembatasan impor minyak sawit dari Uni Eropa.
“Untuk level support terdekat terlihat di 2450.00, menembus ke bawah dari zona tersebut dapat memicu penurunan lanjutan menuju ke 2410.00. Sementara itu untuk sisi atasnya, break di atas level 2500.00, harga dapat bergerak lebih tinggi lagi untuk menguji ke area 2535.00,” tutup Faisyal. (*)
Poin Penting Kredit Bank Mandiri naik 13,1% menjadi Rp1.452 triliun. DPK tumbuh 15,9% dengan aset… Read More
Poin Penting STRK agresif ekspansi ke pasar ekspor di tengah lesunya pasar domestik. Capex Rp10… Read More
Poin Penting IHSG melemah 0,83% pada pekan 22–24 Desember 2025 ke level 8.537,91, seiring turunnya… Read More
Poin Penting IHSG melemah 0,83% pada pekan 22–24 Desember 2025 dan ditutup di level 8.537,91.… Read More
Poin Penting STRK menggandeng Coco Bali Pte Ltd untuk memperkuat ekspansi global melalui peluncuran tiga… Read More
Poin Penting UMP 2026 telah ditetapkan di 38 provinsi berdasarkan PP Nomor 49 Tahun 2025,… Read More