Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar as pada hari ini (2/10) dibuka pada posisi Rp14.842/US$. Posisi ini melemah 7 poin atau 0,05% bila dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin (1/10) Rp14.835/US$
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra menilai, pelaku pasar terus mengamati perkembangan ekonomi dalam negeti salahsatunya melalui rilis data deflasi di Indonesia.
“Hal ini bisa mendorong pelemahan rupiah terhadap dollar AS hari ini. Data inflasi yang deflasi kemarin bisa menekan rupiah karena deflasi bisa mengindikasikan ekonomi Indonesia belum pulih,” jelas Ariston di Jakarta, Jumat 2 Oktober 2020.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terjadi deflasi 0,05% pada September 2020, berdasarkan hasil pemantauan BPS di 90 kota inflasi. Dengan begitu, tingkat inflasi tahun kalender menjadi 0,89% (year to date/ytd) dan 1,42% secara tahunan (year on year/yoy).
“Potensi USD terhadap IDR hari ini di kisaran Rp14.800/US$ hingga Rp14.900/US$,” tukas Ariston.
Sebagai informasi saja, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (2/10) kurs rupiah berada pada posisi Rp14.890/US$ terlihat melemah dari posisi Rp14.876/US$ pada perdagangan kemarin (1/10). (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More
Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More
Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More
Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More