Jakarta – Ribuan pelajar kursus online data analytic asal Indonesia yang diselenggarakan startup edutech asal Rusia Refocus, harus menanggung kerugian sekitar Rp22 miliar akibat penutupan operasional perusahaan secara sepihak.
Meski sudah tidak beroperasi, para pelajar pun harus tetap membayar tagihan cicilan kepada beberapa perusahaan pembiayaan kursus di Indonesia.
Melansir laman mediakonsmen, Senin (25/9), berikut surat terbuka terkait penutupan kursus online Refocus.
Salam Sejahtera,
Kami adalah perwakilan siswa kursus online Data Analytic yang diselenggarakan oleh Startup Edutech asal Rusia dengan brand “Refocus” yang dinaungi oleh PT. Digital Edukasi Plus yang sudah menyelenggarakan kursus di 6 negara di dunia termasuk di Indonesia .
Refocus bekerja sama dengan beberapa perusahaan pembiayaan kursus di Indonesia, di antaranya yaitu Danacita (PT. Inclusive Finance Group) dan Edufund (PT. Fintech Bina Bangsa), yang telah terdaftar di OJK sebagai Perusahaan peer to peer lending.
Pada tanggal 13 September 2023, kami para siswa menerima pengumuman via email dari Refocus perihal penghentian operasional Refocus di Indonesia. Sehingga menimbulkan kegelisahan, kebingungan bahkan kemarahan dari siswa Refocus di seluruh Indonesia, karena merasa tertipu.
Siswa yang membiayai kursusnya dengan mencicil, masih harus terbebani dengan cicilan, dan terus ditagih oleh pihak terkait. Sedangkan lembaga kursusnya sudah tutup dan kami sebagai siswa pun tidak mendapatkan hak kami secara penuh, bahkan ada yang belum mendapat pelatihan sama sekali.
Kami ingin menegaskan kepada pihak Refocus agar segera menyelesaikan permasalahan ini dengan pihak-pihak pembiayaan di atas. Kami sebagai konsumen enggan untuk melanjutkan pembayaran, karena kami merasa dirugikan secara sepihak.
Kami juga telah membaca pernyataan resmi via akun Instagram Refocus Indonesia, tetapi harap pihak Refocus juga memahami bahwa ada kurang lebih 886 Students yang membayar dengan cicilan melalui partner Refocus (Danacita, Edufund, Kartu Kredit) terus menerus diberi peringatan dan penagihan oleh partner Refocus tersebut.
Sehingga bukan hanya menimbulkan kegelisahan dan kebingungan, bahkan juga kemarahan dari para siswa yang merasa ditipu dan dirugikan oleh Refocus.
Sehubungan dengan hal ini, kami telah mengirimkan surat melalui email dengan tembusan ke pihak-pihak terkait sebagai berikut:
Sebelum kami melakukan tindakan dengan mengirim surat ke berbagai pihak, kami juga meminta teman-teman siswa untuk mengisi Google Form yang menyatakan bersedia diwakili oleh kami tim kecil dalam menghadapi kasus ditutupnya Refocus Indonesia.
Adapun, jumlah siswa Refocus sudah mengisi Google Form yang terbaru sampai saat ini ada 1.160, meskipun sebenarnya jumlah siswa Refocus lebih dari 1.160 orang.
Pasca pengiriman surat ke beberapa pihak, kami sempat membuat Zoom Meeting dengan teman-teman siswa untuk melaporkan progress dalam mengurus permasalahan ini:
Kami berharap pihak Refocus benar-benar serius dalam menyikapi masalah ini, dan segera memberikan surat tanggapan dan bentuk pertanggungjawaban yang jelas atas dampak kerugian yang dialami oleh seluruh siswa atas penutupan sepihak oleh Refocus.
Tuntutan kami yang mewakili Students Refocus adalah:
Kami memiliki Surat Petisi/Daftar Student Refocus terbaru yang bersedia kami wakili dengan jumlah kurang lebih 1.160 (Seribu Seratus Enam Puluh) Students dengan estimasi kerugian kurang lebih Rp22.040.000.000 (Dua Puluh Dua Milyar Empat Puluh Juta Rupiah) yang kemungkinan akan terus bertambah.
Demikian surat keluhan ini kami buat, dan kami menunggu itikad baik dari pihak Refocus untuk segera menanggapi surat kami melalui email ke refocusstudent@gmail.com atau secara langsung melalui pertemuan dengan kami Perwakilan Students Refocus.
Kepada pihak Danacita (PT. Inclusive Finance Group) & Edufund (PT. Fintech Bina Bangsa): Kami mohon agar selama proses ini berlangsung dapat membantu kami dalam menyelesaikan dengan Pihak Refocus dan menyetop penagihan kepada para student refocus selama proses ini berlangsung.
Kepada pihak OJK, Kominfo dan Badan Perlindungan Konsumen serta Instansi terkait lainnya: Kami mohon bantuan dan perlindungannya karena ini melibatkan lebih dari 1.000 siswa dari seluruh Indonesia.
Dengan estimasi kerugian mencapai ± Rp22.040.000.000 (Dua Puluh Dua Milyar Empat Puluh Juta Rupiah) akibat penutupan operasional perusahaan secara sepihak ini dan hanya memberikan kursus biasa (belajar mandiri tanpa fasilitas lainnya sesuai dengan perjanjian yang setara dengan biaya kursus seharga ratusan ribu rupiah di pasaran, sangat jauh dengan biaya kursus refocus yang mencapai belasan juta rupiah).
Hormat kami,
Ari Palgunadi
Ketua Perwakilan Siswa Refocus
Kota Salatiga, Jawa Tengah
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More