Jakarta – Biro Investigasi Federal Amerika Serikat, FBI, mengumumkan penemuan ribuan catatan terkait pembunuhan mantan Presiden AS, John F. Kennedy (JFK), setelah melakukan penggeledahan berdasarkan perintah eksekutif Presiden AS, Donald Trump.
FBI menyebutkan, penggeledahan tersebut menghasilkan sekitar 2.400 arsip baru yang telah diinventarisasi dan didigitalkan. Dokumen-dokumen ini sebelumnya tidak dikenali sebagai bagian dari berkas kasus pembunuhan JFK.
“FBI telah membuat pemberitahuan yang sesuai mengenai dokumen yang baru ditemukan dan berupaya untuk mentransfernya ke Administrasi Arsip dan Arsip Nasional untuk dimasukkan dalam proses deklasifikasi yang sedang berlangsung,” ujar biro tersebut dalam sebuah pernyataan, dinukil Al Jazeera, Rabu, 12 Februari 2025.
baca juga : Trump Perintahkan Dokumen Pembunuhan John F Kennedy Dirilis
Pengumuman ini datang sebulan setelah Trump memerintahkan deklasifikasi dan pelepasan seluruh berkas terkait pembunuhan JFK, termasuk catatan penting mengenai pembunuhan Robert F. Kennedy—adik laki-laki JFK—serta ikon hak-hak sipil, Martin Luther King Jr.
“Ini adalah masalah besar. Banyak orang telah menunggu hal ini selama bertahun-tahun, puluhan tahun. Dan semuanya akan terungkap,” terangnya.
Teori Konspirasi dan Keraguan Publik atas Kasus JFK
Pembunuhan JFK di Dallas, Texas, pada 22 November 1963, telah memicu berbagai teori konspirasi selama beberapa dekade. Survei menunjukkan banyak warga yang meragukan penjelasan resmi terkait kasus tersebut.
Baca juga : Donald Trump kembali Pangku Jabatan Presiden AS, Segini Gaji plus Tunjangannya
Dalam jajak pendapat Gallup tahun 2023, sebanyak 65 persen warga Amerika menyatakan mereka tidak percaya pada kesimpulan Komisi Warren, yang menyebut Lee Harvey Oswald bertindak sendirian dalam membunuh Presiden Kennedy.
Keterlibatan CIA? Klaim Robert F. Kennedy Jr.
Robert F. Kennedy Jr., calon Menteri Kesehatan dalam pemerintahan Trump dan putra Robert F. Kennedy, mengklaim dalam sebuah wawancara pada 2023 bahwa terdapat bukti “luar biasa” dan “sangat meyakinkan” tentang keterlibatan CIA dalam pembunuhan pamannya, John F. Kennedy.
Selama masa jabatan pertamanya, Trump berjanji untuk merilis semua catatan yang tersisa terkait pembunuhan JFK. Namun, ia hanya menyetujui pelepasan sekitar 2.800 dokumen setelah mendapat tekanan dari CIA dan FBI untuk menahan ribuan arsip lainnya sambil menunggu peninjauan lebih lanjut.
Baca juga: Erdogan Tolak Mentah-Mentah Usulan Trump Relokasi Warga Gaza
Pemerintahan Presiden Joe Biden kemudian merilis lebih dari 17.000 dokumen tambahan, namun masih menyisakan kurang dari 4.700 dokumen yang dirahasiakan, baik sebagian maupun sepenuhnya.
Menurut Arsip Nasional, lebih dari 99 persen dari sekitar 320.000 dokumen telah dirilis berdasarkan JFK Records Act, undang-undang tahun 1992 yang mewajibkan pengungkapan penuh atas file yang tersisa. (*)
Editor: Yulian Saputra