“Bonus demografi yang dimiliki Indonesia ini kita perkirakan akan mulai habis sekitar tahun 2030, jadi kita masih ada waktu 15 tahun untuk melakukan ini, itu saya pikir masih cukup,” ujarnya di Surabaya, Kamis, 24 November 2016.
Dia mengatakan, industri manufaktur harus didorong agar nantinya dapat mendorong perekonomian nasional dan juga membawa Indonesia keluar dari jebakan kelompok negara berpenghasilan menengah (middle income trap).
”Karena dengan industri manufaktur itu akan banyak menyerap tenaga kerja, jadi kesejahteraan masyarakat meningkat, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih berkualitas,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, Indonesia sebenarnya adalah negara yang memiliki sumber pertumbuhan dari industri manufaktur, bukan dari industri pertambangan. Namun, saat terjadi comodity booming, industri manufaktur sedikit terlupakan. (*)
(Baca juga: Ini 4 Tantangan Kawasan Asia Menurut IMF)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More
Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More
Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More