Moneter dan Fiskal

RI Harus Keluar dari Middle Income Trap Sebelum 2038, Jika Tidak, Ini yang Terjadi

Jakarta – Dana Moneter Internasional (IMF) mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2023 dan 2024 yakni di 5 persen.

Ekonom senior, sekaligus Komisaris Independen BCA, Raden Pardede mengatakan, dengan proyeksi pertumbuhan di angka 5 persen di tahun ini dan tahun depan, maka Indonesia tidak akan keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah atau middle income trap.

Baca juga: Rasio Pajak RI Harus Segini Agar Keluar dari Middle Income Trap

Pasalnya, untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6–7 persen untuk mencapai pendapatan per kapita sebesar USD30 ribu. Sedangkan, hingga Juli 2023 pendapatan nasional bruto alias Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia sebesar USD4.580.

Bahkan, kata Raden, Indonesia harus keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah sebelum 2038.

“Kita Indonesia di tahun 2038 akan mulai menua secara demografi yang biasanya disebutkan kalau sudah menua maka tidak ada negara yang keluar dari middle income trap. Jadi kita harus keluar dari middle income trap sebelum 2038 supaya kita tidak tua sebelum kaya, jadi harus kaya sebelum tua,” ujar Raden dalam BCA Indonesia Knowledge Forum 2023 di Jakarta, Rabu 11 Oktober 2023.

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa merevisi proyeksi Indonesia akan keluar dari middle income trap di tahun 2036 menjadi paling cepat di 2038 atau 2041.

“Awalnya dalam perhitungan 2036 kita lepas dari middle trap, tapi karena Covid-19 kita paling cepat 2038 atau 2041,” kata Suharso.

Baca juga: Bappenas Sebut 15 Tahun Lagi RI Keluar dari Middle Income Trap

Suharso menyebutkan, saat ini Bappenas sedang mengevaluasi seluruh program Rencana Pembangunan Jangka menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Berdasarkan direktif Presiden, jika ada program yang tidak bisa dicapai, maka tidak akan dilanjutkan. Pun sebaliknya jika ada hal kecil yang bisa diselesaikan maka akan segera dilanjutkan.

Sementara itu, tambahnya, saat ini Indonesia sudah mulai masuk ke RPJP 2025 – 2045 Indonesia Emas. Seperti yang disampaikan oleh Presiden, Indonesia ingin menjadi negara kelima GDP terbesar di dunia.

“Pada saat sama GNI perkapita kita sudah sama dengan negara maju kira-kira USD20 atau USD22 ribu pada tahun itu (2045),” ujarnya. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Modal Ventura Optimistis Kenaikan PPN Tak Guncang Portofolio, Ini Alasannya

Jakarta – Sejumlah perusahaan modal ventura merespons rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen… Read More

5 hours ago

Bank QNB Indonesia Dorong Keterampilan Finansial Generasi Muda

Jakarta – PT Bank QNB Indonesia Tbk ("Bank"), anak usaha QNB Group, institusi finansial terbesar… Read More

5 hours ago

RUPSLB Adaro Bagikan Dividen Rp41,7 Triliun dan Ganti Nama jadi AlamTri Resources

Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) pada hari ini (18/11) telah melangsungkan Rapat… Read More

6 hours ago

Gandeng Smartfren, IIF Salurkan Kredit Sindikasi Senilai Rp500 Miliar

Dukung Akses Telekomunikasi danInformasi, IIF Salurkan Kredit SindikasiRp500 miliar. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF)bekerja sama… Read More

7 hours ago

Agung Podomoro Land Jual Hotel Pullman Ciawi Vimalla Hills untuk Bayar Utang

Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) resmi menjual salah satu kepemilikan aset propertinya, yakni… Read More

7 hours ago

Jadi Konstituen Indeks MSCI ESG Indonesia, Skor ESG BBNI Masuk 5 Terbaik

Jakarta - Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (kode saham: BBNI) menempati posisi penting… Read More

8 hours ago