Moneter dan Fiskal

Revisi Aturan DHE SDA, Pemerintah Siapkan Insentif Baru bagi Eksportir

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah tengah mempersiapkan skema insentif baru bagi para eksportir yang memarkir dana hasil ekspornya di dalam negeri.

Hal ini seiring dengan akan diterbitkannya revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) yang rencananya akan segera terbit pada Januari 2025.

“Sebentar lagi (revisi PP DHE SDA). InsyaAllah (Terbit di Januari 2025),” kata Airlangga di Kantornya, Jumat 10 Januari 2025.

Dalam hal ini, Airlangga memberikan bocoran bahwa stimulus yang akan diterima oleh eksportir, yakni berupa insentif bunga kredit

“(Insentifnya kredit untuk bunga?), iya,” jawab Airlangga.

Baca juga: Airlangga Kasih Bocoran Soal Revisi Aturan DHE SDA

Sebelumnya, Airlangga mengatakan pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) berserta perbankan sedang berkoordinasi mengenai insentif yang akan diberikan kepada para eksportir.

“Ya kita sedang persiapkan dengan BI dan perbankan. Masih kita matangkan dan kita akan bicara dengan pihak terkait juga, dengan perbankan dan fasilitas ya kita bersaing dengan Singapura lah,” ungkap Airlangga di Jakarta, Rabu, 8 Januari 2025.

Airlangga pun mengungkapkan revisi kebijakan tersebut salah satunya mengenai jangka waktu kewajiban parkir dana eksportir di dalam negeri untuk menyimpan DHE SDA di perbankan Tanah Air yang akan menjadi minimal satu tahun.

Saat ini, aturan yang berlaku dalam PP Nomor 36 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor, di mana eksportir diwajibkan menyimpan DHE SDA paling sedikit 30 persen dalam sistem keuangan Indonesia dengan minimal jangka waktu 3 bulan.

“DHE tidak 6 bulan, lebih panjang. Minimal satu tahun,” jelas Airlangga.

Baca juga: Menko Airlangga Sebut Gabungnya RI ke BRICS Bisa Buka Peluang Investasi

Airlangga menjelaskan bahwa pertimbangan untuk dana ekspor yang ditahan lebih lama di Tanah Air, yakni untuk memperkuat cadangan devisa di dalam negeri.

“Ya pertimbangannya kita berharap memperkuat devisa kita,” ucapnya.

Sebagai informasi, hingga akhir 2024 posisi cadangan devisa Indonesia pada sebesar USD155,7 miliar. Angka ini meningkat dibandingkan pada akhir November 2024 sebesar USD150,2 miliar. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

9 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

9 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

10 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

11 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

11 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

12 hours ago