Categories: HeadlineKeuangan

Return Unit Link Masih Sulit Ungguli Bank

JakartaReturn unit link asuransi masih sulit mengungguli yield deposito perbankan seperti pernah terjadi pada saat pasar modal bergairah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melejit seperti pada tahun 2012.

Dari tiga jenis investasi di unit link, hanya investasi berbasis pendapatan tetap (fix income) yang masih mendatangkan return positif, meski masih di bawah jauh yield deposito perbankan.

Hal itu terungkap dari hasil “Rating 432 Unit Link 2016” yang dilakukan oleh Biro Riset Infobank bekerja sama dengan Infovesta. Menurut hasil riset, imbal hasil produk berbasis investasi sepanjang tahun 2015 jauh di bawah suku bunga deposito bank umum, baik yang berjangka waktu satu bulan yang sebesar 7,97% maupun yang berjangka 12 bulan yang mencapai 8,68%.

“Bandingkan dengan indeks imbal hasil unit link berbasis saham yang return-nya minus 12,38%,” ungkap Eko B. Supriyanto, Direktur Biro Riset Infobank, kepada wartawan di Jakarta, Jumat, 26 Februari 2016.

Return minus juga terjadi pada imbal hasil unit link berbasis campuran, yakni -5,44%. Hanya unit link berbasis pendapatan tetap yang mampu mendatangkan return positif, itu pun tidak besar, hanya 2,04%.

Padahal, pada tahun 2012, produk unit link mampu mendatangkan imbal hasil jauh di atas bunga deposito bank. Hal ini membuat dana pihak ketiga (DPK) yang selama ini dikuasai perbankan, mulai digerogoti asuransi dengan produk unit link-nya. Tak heran, sejak satu dekade terakhir, produk unit link menjadi mesin penting industri asuransi jiwa untuk menggenjot pendapatan preminya.

“Produk asuransi berbasis investasi ini seperti menjadi peluru ampuh untuk menyadarkan masyarakat yang lebih mengedepankan investasi daripada pengelolaan risiko. Selain demand-nya besar, perusahaan asuransi jiwa bisa meringankan kebutuhan permodalan dari produk unit link yang ditawarkannya,” papar Eko.

Menurut Eko, jika menyimak indikator global yang terjadi sejak 2015 sampai dengan 2016, kondisi seperti ini masih akan tetap berlangsung di tahun 2016. “Artinya, return dari hasil investasi unit link masih belum bisa mengalahkan yield deposito perbankan,” ujar Eko.

Pada “Rating 432 Unit Link 2016”, dari total 432 produk unit link, Biro Riset Infobank dan Infovesta me-rating 984 produk unit link berdasarkan tiga jangka waktu (kinerja 5 tahun, 3 tahun, 1 tahun) dan empat jenis penempatan investasi (saham, campuran, pendapatan tetap, pasar uang). Dari 984 produk yang di-rating, 99 produk unit link berhak mendapat predikat bintang 5 atau yang tertinggi dalam hal perolehan return investasi. (*) Ria Martati

Paulus Yoga

Recent Posts

CIMB Niaga Salurkan Green Financing USD18,5 Juta ke IKPT

Poin Penting CIMB Niaga salurkan Green Financing USD18,5 juta kepada IKPT melalui skema syariah (sharia-green… Read More

2 hours ago

BNI Perluas Pemanfaatan AI, Perkuat Operasional hingga Keamanan Data

Poin Penting BNI memperluas adopsi AI skala enterprise melalui kerja sama lanjutan dengan Cloudera Implementasi… Read More

2 hours ago

Akhir 2025, Anak Buah Purbaya Isyaratkan Dana Pemerintah Bisa Kembali ke Perbankan

Poin Penting Kemenkeu belum akan menambah penempatan dana pemerintah ke perbankan hingga akhir 2025 karena… Read More

2 hours ago

Realisasi Anggaran Program MBG Capai Rp52,9 Triliun di Akhir 2025

Poin Penting Realisasi anggaran MBG mencapai Rp52,9 triliun hingga 15 Desember 2025, setara 74,6 persen… Read More

2 hours ago

Hingga November 2025, Serapan Belanja Pemerintah Pusat Baru 79,5 Persen

Poin Penting Belanja pemerintah pusat hingga November 2025 mencapai Rp2.116,2 triliun dari outlook APBN Rp2.663,4… Read More

2 hours ago

Tahun 2025 KUB Efektif, Tahun 2026 Bank Banten Siap Melesat

Serang – Penghujung tahun 2025 membawa anugerah yang luar biasa bagi PT Bank Pembangunan Daerah… Read More

2 hours ago