oleh Agung Galih Satwiko
PASAR saham di Asia kemarin naik karena factor spesifik seperti penurunan tingkat bunga acuan di Asutralia dan pernyataan presiden Xi Jinping. Indeks Kospi Korea naik 0,4% sementara Shanghai Composite naik 1,9% (Nikkei Jepang libur 3 hari). Di Eropa, FTSE 100 Inggris turun 0,9%, dan S&P 500 di AS turun 0,9%.
Pasar saham Australia, ASX 200, kemarin naik 2,1% setelah Reserve Bank of Australia menurunkan tingkat bunga acuan 25 bps dari 2% menjadi 1,75%, rekor terendah. Bank sentral Australia dalam pernyataannya menyebutkan bahwa penurunan tingkat bunga acuan ini dilakukan untuk mengatasi masalah inflasi dan kuatnya mata uang AUD. Keputusan ini membuat Australia sejalan dengan Negara lainnya yang tengah menghadapi tantangan pelambatan ekonomi dan deflasi/rendahnya inflasi. Pasca-penurunan tingkat bunga acuan, mata uang AUD turun 2% menjadi USD75,6 per AUD.
Sementara itu di China, Shanghai Composite naik 1,9% setelah Presiden Xi Jinping menyatakan dukungannya untuk perkembangan pasar saham yang lebih sehat, melalui pengawasan yang lebih baik dan peningkatan perlindungan investor. Pernyataan seperti ini sangat jarang dikemukakan oleh pemimpin di China. Masih dari China, data aktivitas manufaktur bulan April (Caixin PMI) kembali terkontraksi, turun ke level 49,4 dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 49,7. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi.
China Banking Regulatory Commission (CBRC) menyiapkan aturan untuk membatasai praktik financial engineering bank-bank China, dimana bank-bank menyamarkan pinjaman yang berisiko sebagai produk investasi. CBRC akan memaksa bank untuk mencadangkan provisi untuk menurunkan praktik ini. Dalam tiga tahun terakhir bank-bank di China menggunakan teknik akuntansi yang kompleks untuk memindahkan pinjaman yang berisiko menjadi investasi, di mana investasi ini tidak memerlukan provisi sebesar pinjaman bank. Investasi yang disebut sebagai “debt receivable” ini naik 63% menjadi Rmb14 triliun, atau USD2,2 triliun dalam setahun terakhir. Jumlah ini kurang lebih mencapai 16,5% total pinjaman perbankan. Praktik semacam ini digunakan untuk meningkatkan laba perbankan namun melalui cara yang berisiko, tanpa didukung pengelolaan risiko yang memadai misalnya melalui provisi.
Dari Indonesia, hari ini akan diumumkan angka pertumbuhan ekonomi Q1 2016. Median dari proyeksi ekonom yang disurvei oleh Reuters berada di level 5,05% sedikit lebih baik daripada angka Q4 2015 sebesar 5,04%. Sementara Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Q1 2016 sebesar 5,1%. Beberapa indikator menunjukkan peningkatan seperti belanja Pemerintah Pusat dan juga penjualan kendaraan bermotor. Belanja Pemerintah naik 6,3% dibandingkan Q1 2015, sementara penjualan motor naik 3,4% di bulan Maret. Realisasi GDP di atas konsensus pasar akan menjadi berita baik dan tentunya menjadi faktor pendorong S&P untuk menaikkan rating Indonesia.
Harga saham perbankan di Eropa turun signifikan pasca rilis laporan laba rugi triwulan 1 2016. Commerzbank AG melaporkan penurunan laba lebih dari 50% dan menyatakan keraguannya terhadap proyeksi laba tahun ini. Sementara UBS Group AG melaporkan penurunan laba dari 1,98 miliar Swiss Francs pada Q1 tahun lalu menjadi hanya 707 juta Swiss Francs pada Q1 2016. Demikian juga dengan HSBC yang melaporkan penurunan laba sebesar 18,2%. Penurunan laba perbankan di Eropa disebabkan oleh turunnya aktivitas bisnis dan kebijakan tingkat bunga negatif.
Bank of America Merrill Lynch dalam laporannya menyebutkan bahwa jumlah obligasi global yang tingkat imbal hasilnya di bawah nol persen kini mencapai 23% dari seluruh obligasi global yang beredar, naik dari 13% pada awal tahun 2016. Jumlah ini diperkirakan akan semakin meningkat seiring kecenderungan bank sentral untuk menurunkan tingkat bunga acuan dalam rangka meningkatkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Di AS dan Eropa serta Jepang, jumlah obligasi yang masuk ke dalam kategori tingkat imbal hasil negatif juga akan meningkat seiring dengan perluasan cakupan dan peningkatan jumlah obligasi yang dibeli kembali oleh bank sentral melalui program quantitative easing.
Dalam annual regional report yang dirilis kemarin, IMF menyatakan bahwa peningkatan utang di kawasan Asia telah menjadi risiko yang signifikan, meskipun pertumbuhan ekonomi masih cukup solid. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia tahun ini akan turun menjadi 5,3% dari 5,4% tahun lalu. IMF mengingatkan bahwa penurunan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia diiringi dengan peningkatan utang akan mempengaruhi ekonomi global. IMF secara spesifik mencermati naiknya utang rumah tangga di Hong Kong, Malaysia, Singapura dan Thailand.
Harga minyak dunia ditutup turun karena aksi profit taking. Harga WTI crude Nymex untuk pengiriman Juni turun USD1,1 (2,5%) ke level USD43,7 per barrel. Sementara Brent crude London’s ICE untuk pengiriman Juni turun USD0,86 ke level USD44,9 per barrel.
Yield UST turun setelah harga minyak kembali turun. Yield UST 10 tahun turun 7 bps ke level 1,80%. Sejak awal tahun ini, yield UST 10 tahun telah turun 47 bps (akhir tahun lalu 2,27%). Sementara itu yield UST 30 tahun turun 6 bps ke level 2,66%. Di Eropa, yield German bund tenor 10 tahun naik 8 bps ke level 0,19%.
Pasar SUN ditutup stabil, yield SUN tenor 10 tahun turun 1 bps ke level 7,69%. Yield SUN tenor 10 tahun telah turun 105 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 8,74%. IHSG ditutup naik 4 poin (0,1%) ke level 4.812. Investor asing membukukan net sell sebesar Rp641 miliar, sehingga year to date investor asing membukukan net buy sebesar Rp3,2 triliun. Sejak awal tahun, IHSG membukukan peningkatan indeks sebesar 4,8% (IHSG akhir tahun lalu sebesar 4.593,00). Sementara itu, nilai tukar Rupiah melemah Rp29 ke level Rp13.188 per Dolar AS. NDF 1 bulan melemah Rp130 ke level Rp13.290 per Dolar AS. Sementara itu persepsi risiko turun, CDS 5 tahun turun 1 bps ke level 189 bps. CDS Indonesia 5 tahun telah turun 41 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 230 bps. (*)
Penulis adalah staf Wakil Ketua DK OJK
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More