Keuangan

Rentan Finansial, Milenial Urgent Edukasi dan Literasi

Jakarta – Gap antara literasi dan inklusi keuangan masih menjadi momok di sektor jasa keuangan (SJK). Gempuran digitalisasi menambah masalah literasi keuangan konvensional yang belum selesai. Tentunya hal ini menimbulkan banyak modus penipuan di SJK yang ditawarkan kepada masyarakat dan memicu kerugian cukup besar, sehingga diperlukan edukasi mengenai produk-produk jasa keuangan.

“Banyak fenomena unik yang terjadi di masyarakat kita di sektor keuangan, sehingga banyak modus menawarkan investasi bodong, terjebak pinjol (pinjaman online) ilegal, terjebak kredit macet sehingga harus berhadapan dengan debt collector, dan banyak yang mengaku produk keuangan padahal sebenarnya bukan,” ujar Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK, Horas V.M. Tarihoran dalam Webinar Milenial Cuan Melek Keuangan yang digelae Infobank, Selasa, 28 Februari 2023.

Horas menambahkan, penting untuk memberikan edukasi mengenai literasi dan inklusi keuangan khususnya kepada kaum milenial, dimana potensi sektor keuangan akan menjadi sumber investasi sangat besar ke depannya.

“Sayang sekali kalau para pewaris kita ini tidak punya pemahaman yang baik tentang sektor keuangan kita, padahal ke depan potensi sektor keuangan itu sebagai sumber investasi khususnya pada milenial itu besar sekali. Dengan dukungan teknologi kemudahan bertransaksi semuanya hanya di ujung jari,” pungkas Horas.

Dia menyebutkan, di tahun 2022 OJK mencatat literasi keuangan sebesar 49,68%. Secara lebih rinci bila dilihat berdasarkan usia, 41,15% nya berada di usia  15-17 tahun, 49,25% di usia 18-25 tahun, dan 53,19% di usia 26-35 tahun. Sementara, indeks literasi keuangan pelajar/mahasiswa sebesar 45,93%

Sedangkan, inklusi keuangan di 2022 sebesar 85,10%, sehingga antara literasi dan inklusi keuangan memiliki gap sebesar 35,42%. Menurutnya, penting bagi kaum milenial untuk di edukasi agar literasi keuangannya meningkat, karena 1 dari 4 penduduk Indonesia sebesar 25,87% atau 69,38 juta jiwa adalah milenial.

Lanjutnya, milenial memiliki beberapa karakteristik yang masih diperlukan edukasi untuk melek keuangan. Pertama yaitu rentan finansial, milenial banyak menghabiskan pendapatannya untuk kebutuhan bulanan sebesar 51,1%, ditabung hanya 10,7%, dan 35,1% untuk membayar rumah.

Kedua, FOMO (Fear of Missing Out), 1 dari 3 milenial masih financially insecure, terdapat 28% keluarga yang hanya bertahan seminggu jika kehilangan pendapatan utama dan 32% keluarga hanya sanggup bertahan sebulan jika kehilangan pendapatan utama.

Ketiga, terdampak media sosial dimana senior milenial lebih sering terpapar hoax melalui whatsapp, sedangkan junior milenial leboh sering terpapar hoax melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram.

Tantangannya, di Indonesia memiliki penduduk yang tinggi yaitu 270 juta jiwa dan tersebar di berbagai wilayah. Sehingga, diperlukan kerja sama bagi semua pihak untuk memberikan edukasi dan literasi produk di sektor jasa keuangan.

“Ini menjadi tantangan kita sehingga mungkin walaupun kita sudah begerak bersama BEI, LPS dan industri keuangan, meskipun sudah meningkat tapi masih di level 49,68% literasinya. Harapannya sama dengan negara lain mencapai 65% – 70% sehingga gap literasi dan inklusi tidak terlalu tinggi,” jelasnya. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Antrean IPO Turun Jelang Jokowi Pensiun, BEI Bilang Begini

Jakarta - Jumlah perusahaan antre penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek… Read More

8 hours ago

Cara OJK Tingkatkan Inklusi Keuangan dan Ekonomi Masyarakat

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menunjukannya komitmennya dalam mendorong pengembangan dan penguatan industri… Read More

10 hours ago

FEB UI Anugerahi eks Gubernur BI Soedradjad Djiwandono Penghargaan Wirakarya Adhitama

Depok - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menganugerahkan penghargaan Wirakarya Adhitama kepada… Read More

10 hours ago

IHSG Ditutup Menguat, 5 Saham Ini Jadi Penopang

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami peningkatan sebesar 0,33 persen di… Read More

13 hours ago

Rapor IHSG Sepekan: Naik 0,33 Persen, Kapitalisasi Pasar jadi Rp12.532

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa data perdagangan saham pada pekan ini,… Read More

14 hours ago

Rp2,84 Triliun Modal Asing Keluar RI pada Pekan Kedua Oktober 2024

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat pada minggu kedua Oktober 2024 terjadi aliran modal asing… Read More

15 hours ago