News Update

Rentabilitas Bank BUKU 1 dan 2 Dinilai Rendah

Jakarta – Direktur The Consumer Banking School, Thea Triana mengungkapkan Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 1 dan 2 perlu meningkatkan efisiensinya.

Meski Bank BUKU 1 mampu memperoleh net interest margin (NIM) tinggi tapi tak berhasil mendongkrak rentabilitasnya terutama dari sisi Return on Asset (RoA).

Hal yang lebih mengkawatirkan justru ada di Bank BUKU 2, yang memiliki NIM rendah, Roa juga rendah. “Paling menderita ya bank bank BUKU 2, ” kata Thea Triana di Jakarta, Senin, 11 Desember 2017.

Sementara bank-bank BUKU 4 dalam kondisi apa pun, tambah dia baik ketika suku bunga rendah maupun tinggi mempunyai korelasi positif antara net interest margin dan return on asset (RoA).

Menurut data The Consumer Banking School, sampai akhir tahun 2017 ini, margin bank tampak tertekan akibat kualitas kredit yang rendah dan ekspansi kredit yang lambat.

“Ekspansi kredit tidak sampai double digit, sementara dana terus meningkat lebih cepat. Untungnya, penurunan suku bunga kredit lebih lambat lebih lama dari penurunan suku bunga dana yang seharusnya leg nya tiga bulan,” lanjut Thea Triana

Lebih rinci, Bank BUKU 1 mempunyai net interest margin nomer 2 paling tinggi dibandingkan bank BUKU 2 dan 3. Namun kenyataannya, RoA bank BUKU 1 paling kecil.

Ini artinya Bank BUKU 1 tidak efisien, karena rentabilitasnya tidak mampu memupuk laba besar akibat ketidak efisiennya.

“Banyak aset yang tidak produktif dan ini PR terbesar Bank BUKU 1,” jelasnya.

Bahkan Thea yang memaparkan data-data, Bank BUKU 2 hampir mirip dengan Bank BUKU 1 kurang efisien bahkan NIM rendah RoA juga kecil. Pasalnya Bisnisnya dianggap nanggung dan tampak kurang efisien juga.

Sebaliknya, Bank BUKU 3 dan 4 jauh lebih baik, terutama Bank BUKU 4 dengan NIM tinggi RoA juga tinggi. Sedangkan, Bank BUKU 3 NIM rendah tapi RoA tinggi setelah Bank BUKU 4.

“Bank bank BUKU 3 sangat efisien bisa jadi ini karena banyak bank asing di sana,” pungkas Thea Triana

Oleh sebab itu menurut Thea, disarankan bank bank BUKU 1 dan 2 terus memperhatikan kualiatas aset produktif dan terus memperhatikan sumber dana khususnya cost of fund dan tentu BOPO nya. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Antusiasme Mahasiswa Udayana Sambut Gelaran Literasi Keuangan Infobank

Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More

5 hours ago

Gandeng BGN, ID FOOD Siap Dukung Program Makan Sehat Bergizi

Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More

10 hours ago

STAR Asset Management: Sektor Perbankan jadi Peluang Emas di Tengah Koreksi Pasar Saham

Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More

11 hours ago

BNI Sumbang Rp77 Triliun ke Penerimaan Negara dalam 5 Tahun

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More

20 hours ago

BI Gratiskan Biaya MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp500 Ribu, Ini Respons AstraPay

Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More

20 hours ago

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna di 2025, Begini Strateginya

Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More

21 hours ago