sawit
Jakarta – Harga Crude Palm Oil (CPO) berpotensi lanjutkan pelemahannya pada hari Jumat ini, 3 November 2017 di tengah outlook kejatuhan harga minyak nabati lainnya dan kenaikan pajak impor di India.
Mengutip riset Analyst Monex Investindo Futures, Jumat, 3 November 2017, pada perdagangan kemarin, harga CPO untuk kontrak Januari ditutup turun 0.6% di level 2.821 ringgit per ton. Pelemahan harga CPO dipicu oleh kejatuhan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT).
Reuters melaporkan bahwa India, yang merupakan pembeli minyak sawit terbesar di dunia, dikabarkan mempertimbangkan untuk menaikan pajak impor pada minyak mentah dan minyak nabati untuk melindungi para petani lokal.
Untuk pergerakan ringgit, pada pukul 11:12 WIB, terpantau menguat 0.02% di level 42335 per dolar AS. Ringgit yang menguat akan membuat harga CPO menjadi lebih mahal untuk pemilik mata uang lainnya.
Adapun potensi rentang perdagangan CPO pada hari ini terlihat di antara 2780 – 2830 ringgit per ton di bursa derivative Malaysia. (*)
Jakarta – Kapasitas ruang fiskal APBN masih sangat terbatas dalam mendanai berbagai proyek transisi energi… Read More
Jakarta - Tahun 2024 lalu, perusahaan akuntansi multiglobal, menemukan data bahwa 53 persen pemimpin perusahaan… Read More
Jakarta - PT Bank BTPN Syariah Tbk mencatatkan kinerja yang solid pada kuartal I 2025… Read More
Jakarta – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) mengawali 2025 dengan catatan positif. Di… Read More
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan potensi Indonesia untuk membuka pasar baru dalam perdagangan internasional,… Read More
Jakarta - Pemerintah akan melakukan perubahan kebijakan atau deregulasi sebagai langkah negosiasi perdagangan yang dinilai… Read More