News Update

Rencana BTN Lepas UUS Dinilai Akan Percepat Penetrasi

Jakarta—PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk berencana. melepas unit usaha syariah (UUS) pada tahun depan. Rencana ini mendapat sambutan positif dari investor pasar modal, di mana PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk adalah kandidat terkuat yang akan mengambil aset bank yang fokus pada kredit pemilikan rumah (KPR) tersebut.

Sebelumnya, Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo juga telah mengatakan hendak melakukan pemisahan atau spin off UUS pada 2023. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah serta Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 59 Tahun 2020 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemisahan UUS.

Ketika itu, Haru mengatakan ada sejumlah pilihan untuk melakukan aksi korporasi tersebut, yakni mendirikan bank baru atau menyerahkan aset kepada bank syariah yang sudah ada. Menurut Haru, opsi kedua merupakan yang terbaik.

Terkait dengan hal tersebut, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan rencana BBTN melepas UUS merupakan langkah yang tepat. Menurutnya bila BTN Syariah bergabung dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) akan mempercepat penetrasi pangsa pasar bank syariah di Indonesia, sehingga menjadi katalis positif pengerek harga saham.

“BBTN pun juga akan jauh lebih lincah ke depannya dan fokus terhadap perumahan. UUS akan fokus dengan BSI, terang Nico.

Dia menuturkan bahwa konsolidasi lanjutan bank syariah milik pemerintah juga akan meningkatkan aset dan basis nasabah BSI. Dari sisi UUS BTN akan berkembang karena didukung oleh BSI yang memiliki permodalan jauh lebih kuat, dan didukung oleh teknologi dan SDM yang mumpuni.

Sebagaimana diketahui, mendorong akselerasi pangsa pasar bank syariah di Indonesia menjadi salah satu prioritas pemerintah. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Mei 2022, aset bank umum syariah (BUS) dan UUS mencapai Rp680,1 triliun, naik 13,7% secara tahunan atau year on year (yoy).

Secara rinci, total aset yang dimiliki BUS sebesar Rp453,88 triliun pada bulan kelima tahun ini. Sedangkan, total aset yang dimiliki UUS sebanyak Rp226,21 triliun. Angka tersebut cukup jauh bila dibandingkan dengan total aset industri perbankan di Tanah Air, di mana per Mei 2022 mencapai Rp10.180,7 triliun. Artinya BUS dan UUS hanya berkontribusi 6,7%.

Pun dari sisi penyaluran pembiayaan, porsi bank syariah tergolong kecil. Pada periode yang sama, BUS dan UUS menyalurkan Rp160,7 triliun pembiayaan kepada pihak ketiga atau hanya 2,7% dari total kredit industri, yakni Rp6.012,4 triliun.
Berkaca pada data OJK, salah satu pangsa pasar terbesar pembiayaan bank syariah adalah KPR. Per Mei 2022, bank syariah menguasai 18,7% dari total penyaluran pembiyaan untuk pemilikan rumah.

Respons senada disampaikan oleh Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama. Nafan sepakat rencana aksi korporasi BBTN melepas UUS akan mendapatkan apresiasi dari investor. Hal ini akan berbanding lurus dengan harga saham.

“Kalau untuk BTN ini akan memengaruhi kinerja top line [pendapatan] sehingga mudah-mudahan berpengaruh positif ke kinerja bottom line [laba], katanya.

Nafan mengatakan BSI merupakan kandidat terkuat untuk menyerap rencana BTN tersebut. Hal ini menjadi stimulus bagi BSI (BRIS) dan pasar KPR syariah secara umum.

Menurut Nafan, pengelolaan segala produk syariah di bawah satu payung bank BUMN akan membuat pertumbuhannya lebih terukur. Selain itu, BSI disebut saat ini memiliki likuiditas yang lebih memadai dibandingkan dengan BTN.

Mengutip laporan keuangan masing-masing bank, rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) BTN 93,12% per Juni 2022. Pada periode yang sama, rasio pembiayaan terhadap simpanan atau financing to deposit ratio (FDR) BSI 78,14%.

Sebelumnya, Kementerian BUMN menilai konsolidasi BSI dengan UUS BTN mampu meningkatkan perbankan syariah di Tanah Air. Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan hal itu merupakan visi pemerintah untuk terus mendorong penguatan ekonomi dan perbankan syariah melalui BSI.

Apriyani

Recent Posts

BPS Laporkan Impor Susu RI Naik 7,07 Persen per Oktober 2024

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor susu Indonesia pada periode Januari-Oktober 2024 sebesar 257,30… Read More

1 hour ago

Laba BCA Digital Terbang 532,7 Persen per September 2024, Ini Pendorongnya

Jakarta - PT Bank Digital BCA (BCA Digital) berhasil mencatatkan kinerja keuangan impresif pada kuartal… Read More

1 hour ago

Kinerja Positif, Seabank Salurkan Kredit Rp50 Triliun Lebih per Kuartal III 2024

Jakarta - PT Bank Seabank Indonesia atau SeaBank kembali mencatat kinerja keuangan yang positif, ditandai… Read More

2 hours ago

Naik 16,54 Persen, Impor RI Oktober 2024 Tembus USD21,94 Miliar

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor pada Oktober 2024 sebesar USD21,94 miliar atau naik 16,54… Read More

2 hours ago

Bank Banten Ungkap Rencana Take Over Kredit ASN di Kabupaten Lebak dan Kota Serang

Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) berencana mengambil alih (take over)… Read More

2 hours ago

Ekspor RI Naik 10,69 Persen jadi USD24,41 Miliar di Oktober 2024

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor pada Oktober 2024 mengalami peningkatan. Tercatat, nilai ekspor Oktober… Read More

2 hours ago