Jakarta- Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, relaksasi Loan to Value (LTV) dan Finance to Value (FTV) belum terlalu mendorong kredit perbankan. Sebab menurutnya percuma bila regulasi longgar namun daya beli masyarakat masih rendah.
“Karena masalah rendahnya kredit konsumsi lebih disebabkan sisi daya beli tertekan. Sementara kelas menengah atas yang punya daya beli masih wait and see, takut instabilitas politik dan harga komoditas yang rendah mempengaruhi demand properti kedepannya,” kata Bhima ketika dihubungi oleh infobanknews di Jakarta, Kamis 3 Oktober 2019.
Menurutnya, untuk mempercepat efek LTV, bank harus didorong untuk segera turunkan bunga kredit konsumsi. Terlebih BI juga telah menurunkan Giro Wajib Minimun (GWM) untuk mencukupi likuiditas perbankan.
Selain itu pentingnya kebijakan fiskal untuk menstimulus daya beli masyarakat juga perlu. Percuma moneter terus dilonggarkan bila fiskalnya masih juga kontraktif.
Sebelumnnya, dengan adanya relaksasi kebijakan LTV yang mulai berlaku efektif pada 2 Desember 2019 ini, akan membuat uang muka atau down payment (DP) yang dibayar debitur KPR/KPA atau properti lainnya berkurang. Semakin longgar atau besar rasio LTV maka semakin kecil uang muka yang disediakan konsumen. Dengan demikian, kondisi tersebut diharapkan dapat mendongkrak penyaluran KPR perbankan nasional. (*)
Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More
Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More
Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More
Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More