Cirebon--Pasar modal Indonesia begerak secara fluktiatif mengikuti pasar modal global. Hal ini menjadi tantangan yang cukup berat bagi pengelolaan investasi di asuransi, termasuk di asuransi syariah.
Adi Permana, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) mengungkapkan, sejatinya, dibandingkan dengan dahulu, kini pilihan investasi untuk syariah sudah lebih bervariatif. Kecuali untuk sukuk. “Ditengah gejolak pasar modal saat ini, instrumen syariah cenderung lebih aman ya” ujarnya.
Instrumen reksa dana syariah misalnya masih menjadi pilihan investasi yang prospektif. Hal itu tercermin dari kinerja reksa dana syariah.
Dalam lima tahun terakhir rata-rata pertumbuhan AUM reksadana syariah global mencapai 9%. Di Indonesia, pertumbuhan reksadana syariah juga cukup pesat. Dalam lima tahun terakhir AUM-nya mencapai Rp11,77 triliun. Hingga 2014, reksa dana syariah tumbuh sebesar 8% atau mencapai sekitar Rp240 miliar.
Tahun depan, pasar modal diproyeksikan berpotensi rebound, dengan beberapa catatan, diantaranya, pelemahan nilai tukar tidak berlanjut, business confidence tetap meningkat, proyeksi infrastruktur dan belanja pemerintah benar-benar terealisasi.(*) Apriyani Kurniasih
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More