News Update

Reksa Dana Saham Menjanjikan Tahun Ini

Jakarta – Seiring dengan membaiknya pasar saham, kinerja reksa dana saham pun membaik dan dapat memberikan imbal hasil positif pada tahun ini. Dalam jangka panjang, instrumen investasi pada saham atau reksa dana saham akan memberikan imbal hasil yang tinggi.

Menurut Chief of Investment Officer Bahana TCW Investment Management Doni Firdaus, hal ini sejalan dengan laporan kinerja kuartal I 2017 dari emiten yang menguasai kapitalisasi pasar sebesar 70 persen di bursa yang menunjukkan ada kenaikan laba operasional sebesar 13,5 persen.

Di mengungkapkan, salah satu reksa dana saham Bahana TCW yaitu Dana Ekuitas Prima (DEP) menjadi salah satu produk reksa dana andalan yang dipilih oleh investor. Portofolio reksa dana ini lebih banyak ditempatkan pada saham-saham berkapitalisasi menengah (mid cap).

“Secara historis saham berkapitalisasi menengah memberikan imbal hasil lebih tinggi ketimbang Indeks Harga Saham Gabungan juga LQ 45,” ujar Doni dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa, 9 Mei 2017.

Tiga tahun terakhir, DEP memberikan return 28,2 persen. Sementara return IHSG 23,9 persen dan LQ 45 24,4 persen. Jika dilihat lebih panjang lagi, DEP memberikan return 38,64 persen, IHSG 38,59 persen dan LQ 45 31,35 persen. Di kuartal I 2017 dana kelolaan DEP mencapai Rp810,5 miliar bertambah dari Rp754 miliar pada akhir tahun lalu dan Rp478 milliar pada akhir 2015.

“Mengingat fluktuasi yang lebih besar dari reksa dana kelas aset lain sepeti obligasi atau pasar uang, reksa dana ini cocok untuk investor jangka panjang di atas 5 tahun, seperti sebagai instrumen investasi untuk mempersiapkan biaya pendidikan anak atau dana pensiun. Juga untuk investor dengan profil risiko agresif,” ucapnya.

Menurutnya, membaiknya pasar saham, dan kinerja reksa dana saham yang akan memberikan imbal hasil positif pada tahun ini, juga sejalan dengan kondisi ekonomi lndonesia yang lebih baik dibandingkan dengan keadaan tahun lalu. Di mana pertumbuhan ekonomi untuk kuartal pertama 2017 tercatat sebesar 5,01 persen.

Pertumbuhan ekonomi ini juga mempengaruhi kinerja perusahaan, termasuk emiten di Bursa Efek Indonesia. Dalam dua tahun terakhir, kondisi IHSG tidak bergerak naik signifikan akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi yang juga diiringi dengan turunnya harga komoditas dan melemahnya nilai tukar rupiah. Bahana TCW memperkirakan hingga akhir tahun ini indeks dapat bertambah 17,6 persen.

“Tetapi sekarang sudah ada Perbaikan. Tahun lalu mulai ada perbaikan harga komoditas dan stabilitas nilai tukar Rupiah. Dampaknya terhadap perekonomian sudah mulai terlihat seperti pada sektor konsumer, terlihat ada pertumbuhan penjualan,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan Sindikasi Rp870 Miliar untuk Proyek Properti Kaltim

Poin Penting Bank Mega Syariah menyalurkan pembiayaan sindikasi Rp870 miliar untuk proyek properti Borneo Bay… Read More

2 hours ago

OJK Optimistis Kinerja Perbankan 2026 Tetap Positif, Ini Alasannya

Poin Penting OJK optimistis kinerja perbankan 2026 tetap positif didukung tren penurunan suku bunga. Penurunan… Read More

2 hours ago

Perkuat Kesepakatan Dagang RI-AS, Airlangga Dorong Kerja Sama dengan Pelaku Usaha AS

Poin Penting Perundingan dagang RI–AS (ART) ditargetkan rampung dan ditandatangani awal 2026 RI buka akses… Read More

2 hours ago

IHSG Sesi I Jelang Libur Nataru Ditutup Hijau di Level 8.587, 343 Saham Terkoreksi

Poin Penting IHSG sesi I ditutup menguat tipis 0,03% ke level 8.587,49 Meski indeks hijau,… Read More

3 hours ago

Kredit Properti Tumbuh 7,4 Persen Jadi Rp1.513.5 Triliun per November 2025

Poin Penting Kredit properti tumbuh 7,4% yoy menjadi Rp1.513,5 triliun per November 2025 Pertumbuhan didorong… Read More

3 hours ago

Begini Dukungan BSI terhadap Program MBG

Poin Penting BSI mendukung program MBG melalui pembiayaan pembangunan dapur SPPG di seluruh Indonesia. Hingga… Read More

3 hours ago