Categories: Market Update

Rekening Efek Dibobol, OJK Kaji Sanksi Bagi Bank Penampung Kejahatan IT

Guna Menelusuri pembobolan dana nasabah di rekening efek, OJK akan meninjau kepatuhan bank-bank dalam menjalankan prinsip kehati-hatian dalam mengenal nasabahnya. Rezkiana Nisaputra

Jakarta – Para investor pasar modal harus lebih hati-hati. Pasalnya, pembobolan dana nasabah dengan memanfatkan teknologi informasi (TI) pada rekening efek sedang marak terjadi, dimana belakangan ada sekitar tiga perusahaan efek yang sudah melaporkan adanya upaya pembobolan dana nasabah di rekening efek.

Dalam pembobolan rekening efek ini, umumnya, oknum yang tak bertanggung jawab tersebut mencoba mengubah alamat email, nomor ponsel, dan mengubah rekening bank dengan identitas palsu, yang bertujuan agar segala kegiatan dan laporan jual beli pemodal yang menjadi target dapat masuk ke email dan ponsel milik oknum.

Setelah itu, oknum tersebut akan memindahkan dana nasabah ke rekening bank dengan identitas palsu, lalu selanjutnya oknum bisa dengan bebas menjual seluruh portofolio korban. Pasalnya, pencuri ini memiliki identitas palsu yang digunakan untuk melancarkan rencananya tersebut.

Adanya kondisi tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku, akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait dengan pembobolan rekening efek nasabah, oleh sebab itu perlu kiranya, perbankan nasional untuk dapat lebih menerapkan prinsip kehatian-hatian dalam mengenal nasabah (know your customer).

“Kami sedang memantau bank bank yang menjadi rekening nasabah kedapatan digunakan sebagai penampung kejahatan perbankan,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Agustus 2015.

Dia mengungkapkan, kejahatan TI di sektor keuangan akan bermuara di perbankan. Untuk lebih memberi kenyamanan dan keamanan nasabah, maka perbankan perlu mencari solusinya. “Langkah awalnya kami akan bicara dengan bank-bank yang oleh pelaku di manfaatkan untuk membuka rekening penampungan saja,” tukasnya.

Selanjutnya, OJK akan meninjau kepatuhan bank-bank tersebut dalam menjalankan prinsip kehati-hatian untuk mengenal nasabahnya (know your customer). “Kalau ada peraturan yang dilanggar dari prinsip kehatian-hatian know your customer salah satu akan ada sanksinya,” tutupnya. (*) @rezki_saputra

Apriyani

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

9 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

10 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

13 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

13 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

14 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

16 hours ago