Keuangan

Registri Aset Bisa Dongkrak Kepercayaan Bank pada Multifinance

Jakarta – Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia meresmikan Registri Aset, sebuah sistem berbasis website sekaligus pusat data aset yang dijaminkan perusahaan pembiayaan. Registri Aset digagas agar bisa meningkatkan trust level perbankan pada industri multifinance. Bank diharapkan lebih percaya diri menyalurkan dana ke perusahaan pembiayaan.

“Registri Aset ini tak hanya bermanfaat bagi industri multifinance dan perbankan. Otoritas Jasa Keuangan sebagai regulator pun akan lebih mudah dalam melakukan pengawasan karena sudah ada Registri Aset. Setiap laporan akan kita sampaikan juga ke OJK,” kata Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno, usai peresmian Registri Aset di Grand Sheraton, Gandaria City, Jakarta, Jumat 25 Januari 2018.

Registri Aset dibentuk guna menangkal perilaku-perilaku nakal yang dapat mencoreng wajah industri multifinance. Misalnya praktik multi pledge collateral. Dengan adanya Registri Aset praktik menjaminkan aset yang sama ke beberapa pihak berbeda tidak akan terjadi. Kreditur, atau perbankan pun tidak perlu khawatir akan terjadi double atau multiple financing.

Cara kerjanya, data aset yang dijaminkan perusahaan pembiayaan ke bank disetor ke Registri Aset. Misalnya data nomor rangka dan nomor mesin kendaraan bermotor, ataupun serial number bagi mesin atau alat berat. Bank juga menyetor data jaminan pinjaman multifinance ke Registri Aset. Di pusat data Registri Aset, data akan dicocokkan. Jadi, ketika ada perusahaan pembiayaan yang mencoba menjaminkan aset yang sudah dijaminkan tersebut ke bank lain, sistem akan mendeteksi. Pengelola pun akan memberi tahu pihak terkait bahwa aset tersebut sudah dijaminkan dan tidak boleh dijaminkan lagi ke pihak lain.

“Sistemnya berbasis website sehingga sangat mudah. Input datanya juga mudah, pengawasan juga simple. Kalau audit IT itu kan sangat simple dan sederhana. Bahkan nanti histori aset itu pernah dibiayai atau dijaminkan ke perusahaan mana saja bisa kita lihat di sistem,” imbuh Suwandi.

APPI berharap adanya sistem ini akan membuat industri lebih sehat. Kepercayaan perbankan dan kreditur pun akan pulih. Dengan begitu, industri akan tumbuh positif. Sejauh ini, sumber pendanaan perusahaan multifinance sekitar 70-80% masih berasal dari perbankan.

Berdasarkan data OJK, per November 2018, sumber dana multifinance berasal dari pinjaman domestik sebesar Rp175,6 triliun, pinjaman luat negeri Rp103,7 triliun, dan obligasi sebesar Rp71,8 triliun. (*)

Risca Vilana

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

13 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

14 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

14 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

16 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

16 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

19 hours ago