Jakarta – Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina konsisten kembangkan terobosan baru sebagai upaya dekarboniassi dan efisien energi dalam aktivitas produksi migas.
Melalui beberapa inovasi yang dipatenkan, tiga operator wilayah kerja Regional Jawa yakni PHE ONWJ, PHE OSES dan Pertamina EP area Jawa bagian barat, berhasil sabet Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi dari Kementerian ESDM.
Sebanyak 5 piagam diperoleh atas beberapa capaian inovasi. Salah satunya dalam mengoptimalkan kinerja kompresor gas yang dijuluki LEBAH (Implementasi Liquid Elimination Based On Phase Envelope) seperti yang dilakukan PHE ONWJ.
Baca juga: Produksi Bioavtur-SAF, Kilang Pertamina Dukung Pengurangan Emisi Karbon
Pun demikian dengan PHE OSES, perusahaan ini mengangkat inovasi efisiensi energi dan peningkatan keandalan distribusi listrik di operasi migas lepas pantai menggunakan Voltus-V.
Sedangkan di wilayah kerja migas onshore, Pertamina EP (PEP) area Jawa bagian barat melalui ketiga lapangannya yakni di Tambun, Subang dan Jatibarang mengimplementasikan inovasi Pilitem (Pipa Lilit Tembaga) untuk optimalisasi energi eksisting untuk meningkatkan produksi kondensat; inovasi penggunaan metode dan alat Tulip (Tubing Relief Plug); dan peningkatan kualitas sales gas dengan aplikasi Zeolite.
Sejalan dengan mandat untuk mencapai target penurunan emisi karbon di sektor energi seperti yang disampaikan Kementerian ESDM, melalui program dekarbonisasi selama semester pertama 2023, Regional Jawa berhasil mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 190.919 ton CO2e, salah satunya melalui penerapan efisiensi gas fuel.
Sementara, metode LEBAH yang dikembangkan oleh PHE ONWJ ini merupakan inovasi solusi untuk mengeliminasi cairan yang masuk ke sistem kompresor di anjungan lepas pantai Bravo, sehingga dapat memaksimalkan performa kompresor gas.
“Hasil utama yang diharapkan dari inovasi ini adalah peningkatan efisiensi energi dari own used gas karena kompresor gas dapat beroperasi secara maksimal,” ungkap Muhamad Arifin, General Manager PHE ONWJ dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 7 November 2023.
Baca juga: Pertamina dan Garuda Sinergi Turunkan Emisi Karbon Untuk Pesawat Komersial
Sebelumnya, operasional di anjungan Bravo mengalami kendala pada GTC (Gas Turbine Compressor) yang diakibatkan oleh penurunan kinerja kompresor. Penurunan performa kompresor gas sendiri disebabkan adanya fase liquid yang terbawa masuk ke dalam kompresor.
Wisnu Hindadari, Direktur Regional Jawa mengatakan, dengan adanya terobosan inovasi ini membawa dampak terjaganya keberlangsungan pasokan gas jual dari perusahaan ke konsumen, dalam hal ini PT Pupuk Kujang.
“Lapangan Bravo berkontribusi berhasil menjaga volume gas jual sebesar 13 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) dari kompresor gas,” kata Wisnu. (*)
Jakarta - Pemerintah telah menyediakan berbagai program untuk mendorong industri perumahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah… Read More
Jakarta – Indonesia dan negara berkembang lainnya menuntut komitmen lebih jelas terhadap negara maju terkait… Read More
Jakarta – Kapal Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) Harrier milik Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE… Read More
Bangkok – Indonesia dianggap sebagai pasar yang menarik bagi banyak investor, khususnya di kawasan Asia… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mendukung program pembangunan 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto yang… Read More
Padang - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengapresiasi kinerja Koperasi Konsumen Keluarga Besar (KSUKB)… Read More