Moneter dan Fiskal

Redam Dolar AS, BI Diminta Naikkan Bunga Acuan 75 Bps Secara Bertahap

JakartaBank Indonesia (BI) diminta untuk dapat menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 75 basis points (bps) secara bertahap. Hal ini perlu dilakukan BI guna meredam pelemahan rupiah yang semakin dalam.

Asal tahu saja, nilai tukar rupiah pada hari ini ditutup melemah 60 poin atau 0,43 persen ke level Rp14.097 per dolar AS. Pada pagi hari ini rupiah dibuka melemah 33 poin atau 0,24 persen ke level Rp14.070 per dolar AS. Laju rupiah sempat berada pada titik terlemah pada pukul 11.31 WIB yang melemah 71 poin atau 0,51 persen ke level Rp14.108 per dolar AS.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudistira mengatakan, untuk meredam pelemahan rupiah terhadap dolar AS semakin dalam, Bank Sentral bisa menaikkan bunga acuannya sebesar 75 bps secara bertahap dengan level 25 bps hingga Juli 2018.

“Seharusnya memang naik lebih dari 25 bps. Nanti Juni Juli naik lagi 25 bps. Jadi total harapannya bisa 50-75 bps 7days repo naik,” ujar Bhima saat dihubungi Infobank, di Jakarta, Rabu, 16 Mei 2018.

Baca juga: Ekonom: Bunga Acuan BI Harusnya Naik Sejak Maret

Dia mengungkapkan, kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 bps dianggap tidak akan langsung ditransmisikan ke kenaikan bunga kredit perbankan. Menurutnya, bank akan sangat berhati-hati dalam menaikkan bunga kreditnya ditengah upaya perbankan yang kini tengah mendorong pertumbuhan kredit.

“Bunga acuan yang naik prediksinya tidak langsung ditransmisikan ke kenaikan bunga kredit. Bank akan sangat hati-hati naikkan bunga kredit karena kondisinya saat ini likuiditas bank masih cukup gemuk dengan CAR 22 persen dan LDR di 89,6 persen,” ucapnya.

Dengan demikian, dirinya meyakini, kondisi ini tidak langsung memberatkan dunia usaha. “Justru dengan bunga acuan yang dinaikan, investasi asing masih tertarik masuk ke Indonesia. Ada supply permodalan terutama di pasar sekunder. Perusahaan bisa lebih banyak terbitkan obligasi dan saham untuk cari modal alternatif,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Gara-gara Ini, Mayora Indah Likuidasi Anak Usaha di Belanda

Jakarta - PT Mayora Indah Tbk (MYOR), produsen makanan dan minuman di Tanah Air, mengumumkan… Read More

10 mins ago

Raharja Energi Cepu (RATU) Raih Dana Segar Rp624,46 Miliar usai IPO

Jakarta - PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) sebagai anak usaha dari PT Rukun Raharja… Read More

58 mins ago

Tutup Layanan Marketplace, Saham Bukalapak Turun 4,10 Persen

Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) secara resmi mengumumkan telah menutup layanan penjualan untuk seluruh… Read More

59 mins ago

IHSG Sesi I Ditutup Berbalik Turun ke Level 7.080

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Rabu, 8… Read More

1 hour ago

Harga Saham RATU, KSIX, dan YOII Kompak Hijau Usai IPO, Ada yang Sentuh ARA

Jakarta - Harga saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Kentanix Supra International Tbk… Read More

2 hours ago

Cadangan Devisa RI Naik jadi USD155,7 Miliar di Desember 2024

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mancatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2024 sebesar USD155,7 miliar. Angka… Read More

2 hours ago