Jakarta – Wacana Bank Indonesia (BI) untuk membangun prinsipal lokal sistem pembayaran atau national payment gateway (NPG) hingga kini belum dapat terealisasi. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berharap agar NPG ini dapat terealisasi di tahun ini.
Pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survey dan Konsultan Kementerian BUMN, Gatot Trihargo, di Jakarta, Selasa, 16 Februari 2016. NPG yang seharusnya selesai akhir tahun lalu. Kita harapkan kalau bisa selesai tahun ini kenapa tidak,” ujarnya.
Dikabarkan BI sendiri tengah menggodok blue print untuk prinsipal lokal sistem pembayaran ini guna mengantisipasi naiknya transaksi non tunai. NPG merupakan sinergi sistem pembayaran di Indonesia dengan ATM, mobile banking, dan internet banking yang menjadi satu kesatuan.
Menurut Gatot, sejauh ini pihaknya sudah melakukan kajian bersama dengan BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sehingga NPG ini dapat segera terlaksana. Pasalnya, selama ini realisasi NPG masih terbentur oleh perusahaan-perusahaan payment gateway yang sudah berdiri lama.
“Untuk kearah sana kita sudah bicarakan dengan pemerintah, BI, dan OJK. NPG kita harapkan bisa berjalan tahun ini, ya kita harapkan,” tukasnya.
Sebelumnya, Deputi Gubernur BI, Ronald Waas pernah mengakui, pihaknya masih terus mengkaji dan melakukan pengembangan pada NPG. Pasalnya, realisasi NPG ini masih terkendala oleh beberapa hal, sehingga wacana NPG belum bisa diterapkan di 2015 maupun di tahun ini.
“Nasional Payment Gateway ini masih dalam pengembangan. Masih dalam kajian-kajian, karena industri sudah ada beberapa pemain di NPG ini. Jadi, BI harus kembangkan,” ucapnya.
Lambatnya realisasi NPG, kata dia, karena banyak pihak yang terlibat dalam sistem pembayaran, yakni perusahaan-perusahaan, perbankan, konsumen, serta perusahaan-perusahaan penyedia Anjungan Tunai Mandiri (ATM), mesin Electronic Data Capture (EDC), dan lain-lain.
Namun demikian, Ronald mengungkapkan, bahwa perbankan sudah sangat siap dengan penerapan National Payment Gateway ini. “Kalau BI bikin NPG, semuanya sudah bisa langsung terhubung,” paparnya.
Sejauh ini, terdapat tiga operator pembayaran yang dikenal luas, yaitu Artajasa yang mengelola ATM Bersama, Rintis Sejahtera yang mengelola Prima, dan Daya Network Lestari yang mengelola ALTO. (*) Rezkiana Nisaputra
Poin Penting Rupiah dibuka melemah 0,16 persen ke level Rp16.772 per dolar AS pada awal… Read More
Poin Penting IHSG dibuka menguat 0,35 persen ke level 8.568 pada perdagangan awal pekan terakhir… Read More
Poin Penting IHSG rawan koreksi dan berpotensi turun ke area 8.464-8.493. Tekanan jual masih dominan,… Read More
Oleh Anna Sardiana, Akademisi - Dosen Indonesia Banking School Jakarta DALAM satu dekade terakhir, keuangan… Read More
Poin Penting Kredit Bank Mandiri naik 13,1% menjadi Rp1.452 triliun. DPK tumbuh 15,9% dengan aset… Read More
Poin Penting STRK agresif ekspansi ke pasar ekspor di tengah lesunya pasar domestik. Capex Rp10… Read More