Moneter dan Fiskal

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Tembus Rp211,5 Triliun, Ini Rinciannya

Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi belanja pemerintah pusat hingga akhir Februari 2025 mencapai Rp211,5 triliun atau 7,8 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi belanja pemerintah pusat di 2024 yang meningkat 9,7 persen.

“Belanja pemerintah pusat mencapai Rp211,5 triliun atau 7,8 persen dari target belanja pemerintah pusat,” kata Suahasil Nazara, Wakil Menteri Keuangan, dalam APBN Kita di Jakarta, Kamis, 13 Maret 2025.

Suahasil menyebutkan bahwa realisasi belanja tersebut terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) Rp83,6 triliun atau 7,2 persen dari target APBN 2025.

Belanja tersebut di antaranya untuk belanja pegawai senilai Rp36,3 triliun, meningkat dibandingkan Februari 2024 yang mencapai Rp35,1 triliun.

Baca juga: APBN Februari 2025 Defisit Rp31,2 Triliun, Sri Mulyani: Masih Sesuai Target

Dari jumlah tersebut, sebesar Rp23,8 triliun digunakan untuk pembayaran gaji dan tunjangan, sementara Rp12,5 triliun dialokasikan untuk tunjangan kinerja, lembur, dan pembayaran pegawai lainnya.

Selanjutnya, bantuan sosial (bansos) yang tercatat sebesar Rp25,9 triliun atau 19,2 persen dari pagu APBN. Angka ini naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp22,5 triliun.

Program yang dibiayai dalam pos ini antara lain, Bantuan PKH senilai Rp7,3 triliun, Bantuan Kartu Sembako senilai Rp10,3 triliun, Iuran Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) senilai Rp7,7 triliun, Program Indonesia Pintar (PIP) senilai Rp0,6 triliun, dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah senilai Rp156,3 miliar.

Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis Sudah Habiskan Anggaran Rp710,5 Miliar 

Kemudian, belanja non K/L sebesar Rp127,9 triliun atau 8,3 persen dari pagu APBN 2025, utamanya didukung oleh pembayaran manfaat pensiun yang tetap dilakukan tanpa terkena kebijakan efisiensi anggaran yang telah disalurkan melalui Taspen sebesar Rp35,3 triliun, dan Asabri senilai Rp4,3 triliun, serta subsidi dan kompensasi yang tetap disalurkan kepada masyarakat, dengan realisasi mencapai Rp10,7 triliun.

“Seperti gandengannya, yaitu gaji, gaji pegawai dan pensiun tidak termasuk yang terkena efisiensi. Jadi tetap dibayarkan. Subsidi dan juga kompensasi tetap disalurkan kepada masyarakat,” imbuh Suahasil. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

11 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

12 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

12 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

13 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

13 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

16 hours ago