Jakarta – Infobank kembali merilis hasil pemeringkatan tahunan untuk industri keuangan syariah melalui “Rating 260 Institusi Keuangan Syariah Versi Infobank 2025” yang dimuat dalam Majalah Infobank No. 569 edisi September 2025.
Pemeringkatan ini memotret kinerja sepanjang 2024 dari berbagai sektor, mulai dari perbankan syariah; bank umum, unit usaha syariah (UUS), dan BPRS, hingga asuransi jiwa, asuransi umum, dan perusahaan penjaminan syariah. Dari total lembaga yang dirating, sebanyak 116 berhasil meraih predikat “sangat bagus”.
Industri keuangan syariah di Indonesia saat ini menunjukkan tren positif. Pertumbuhan aset, pangsa pasar, dan kesadaran masyarakat terhadap layanan syariah terus meningkat. Keuangan syariah kini semakin dipandang sebagai motor penting penggerak ekonomi syariah nasional.
Salah satu penopang utama adalah sektor halal value chain yang kontribusinya terhadap PDB nasional kian besar. Bank Indonesia (BI) mencatat sektor ini tumbuh 4,0 persen secara tahunan dengan pangsa PDB mencapai 25,45 persen pada 2024, naik dari 24,27 persen pada 2023. Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) BI, Imam Hartono, memproyeksi pertumbuhan ekonomi syariah nasional pada 2025 dapat mencapai 4,8 persen hingga 5,6 persen.
“Potensi ekonomi syariah domestik sangat besar. Dengan dukungan ekosistem halal yang semakin kuat, kami yakin industri keuangan syariah akan terus tumbuh dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional,” ujar Imam.
Selain itu, tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah juga mengalami perkembangan pesat. Survei Nasional Literasi Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang dilakukan OJK bersama BPS menunjukkan indeks literasi keuangan syariah telah mencapai 43,42 persen, jauh meningkat dari 9 persen beberapa tahun lalu. Adapun indeks inklusi keuangan syariah berada di level 13,41 persen.
Baca juga: Ini Dia Bank-bank dengan Rating Kinerja “Sangat Bagus” Tahun 2025 Versi Infobank
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyebut capaian ini sebagai fondasi penting bagi penguatan penggunaan produk dan layanan keuangan syariah. “Beberapa tahun lalu literasi syariah masih sangat rendah. Kini, peningkatan yang signifikan ini menjadi modal berharga untuk memperluas pemanfaatan produk keuangan syariah di masyarakat,” kata Friderica.
Dari sisi pangsa pasar aset, industri keuangan syariah juga menunjukkan perbaikan. Data Biro Riset Infobank (birl) mencatat hingga Mei 2025 total aset perbankan syariah dan industri keuangan nonbank syariah mencapai Rp1.099,68 triliun, setara 7,19 persen dari total aset industri keuangan nasional senilai Rp15.300,84 triliun.
Angka ini meningkat dari 7,05 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dari total tersebut, perbankan syariah berkontribusi Rp12.890,86 triliun, sementara industri keuangan nonbank syariah Rp2.409,98 triliun. (*) Ayu Utami
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More