Jakarta – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memperoleh kenaikan peringkat Korporasi dan Obligasi Berkelanjutan I ANTAM Tahun 2011 dari rating idBBB+/outlook stabil menjadi rating idA-/outlook stabil.
Kenaikan peringkat tersebut didukung oleh membaiknya arus kas Perusahaan seiring dengan pertumbuhan kinerja operasi dan penjualan komoditas utama Perusahaan yang berbasis nikel, emas dan bauksit.
Kenaikan ini juga didukung dengan diperolehnya kuota ekspor mineral terbatas dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ditengah membaiknya harga komoditas global terutama komoditas nikel dan emas.
Pada bulan Maret 2018, Perusahaan telah mendapatkan Rekomendasi Perpanjangan Persetujuan Ekspor Mineral Logam untuk penjualan ekspor bijih nikel kadar rendah sebesar 2,7 juta wet metric ton (wmt) dan bijih bauksit tercuci sebesar 840 ribu wmt untuk periode Maret 2018 sampai dengan Maret 2019.
Saat ini ANTAM masih memiliki tambahan kuota ekspor bijih nikel kadar rendah sebesar 1,2 juta wmt yang diperoleh pada bulan Oktober 2017 dan berlaku hingga Oktober 2018.
Perseroan memang menargetkan pertumbuhan kinerja operasi dan keuangan yang semakin solid dan positif pada tahun 2018. Kinerja keuangan yang solid terefleksikan dari peningkatan penjualan bersih perusahaan pada semester pertama tahun 2018 tercatat sebesar Rp11,82 triliun, meningkat tajam 292% dibandingkan semester pertama tahun 2017 sebesar Rp3,01 triliun.
Baca juga: Pendapatan Antam Dari Jualan Emas Capai Rp7,37 Triliun
Pada semester I 2018 perseroan juga mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 169% atau sebesar Rp344,45 miliar, dibandingkan rugi bersih periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp496,12 miliar.
“Pertumbuhan kinerja keuangan kami yang positif terutama disebabkan dari pertumbuhan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama ANTAM serta peningkatan efisiensi yang berujung pada stabilnya level biaya tunai operasi ANTAM. ANTAM terus berupaya untuk memberikan imbal hasil yang positif kepada para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya,” kata Direktur Utama ANTAM, Arie Prabowo Ariotedjo, dalam keterangan resminya, di Jakarta, Selasa, 18 September 2018.
Menurutnya, perseroan akan terus berupaya mengembangkan strategi melalui proyek-proyek hilirisasi. Proyek stategi pengembangan perseroan saat ini mencakup Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) dengan kapasitas produksi sebesar 13.500 TNi (Line 1).
Hingga periode Juli 2018 realisasi konstruksi P3FH telah mencapai 69% dan direncanakan konstruksi pabrik akan selesai pada akhir tahun 2018.
Nantinya dengan selesainya proyek pembangunan pabrik feronikel Haltim (Line 1) akan meningkatkan kapasitas total terpasang feronikel ANTAM sebesar 50% dari kapasitas produksi feronikel terpasang saat ini sebesar 27.000 TNi menjadi 40.500 TNi per tahun.
Dalam hal pengembangan komoditas bauksit, saat ini ANTAM terus berfokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bekerjasama dengan PT INALUM (Persero) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGA per tahun (Tahap 1) yang telah menyelesaikan kajian Bankable Feasibility Study (BFS) dan ground breaking direncanakan akan dilaksanakan pada kuartal 4 tahun 2018.
Pada Juli 2018 lalu, ANTAM juga memperoleh kenaikan outlook corporate credit rating S&P Global tahun 2018 dari outlook stabil menjadi positif seiring dengan pertumbuhan positif kinerja ANTAM. (*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More